Globalisasi telah jauh memasuki babak baru dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Kesuksesan sebuah negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0, yang ditandai dengan pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan sebagainya, erat kaitannya dengan inovasi yang diciptakan oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan bagaimana masyarakat menyikapi kemajuan itu.
Dalam menjawab tantangan globalisasi ini, Bank Indonesia (BI), telah bertransformasi ke pelayanan digital dengan berbagai inovasi teknologinya. Hal ini dilakukan juga dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Serta sejalan dengan tema Presidensi G20 2022 yaitu Recover Together, Recover Stronger.
Dalam upaya itu, dilansir dari www.bi.go.id, Bank Indonesia telah melakukan 3 inisiatif sebagai bentuk aksi kolektif, kolaboratif dan inklusif di antara negara maju dan berkembang. Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran yang terdiri atas perbankan maupun fintech.
Kedua, pengembangan infrastuktur sistem pembayaran yang terintegrasi, mendukung interoperabilitas dan interkoneksi, dengan inisiatif berupa Standar Open API Pembayaran (SNAP), ekspansi 15 juta pengguna QRIS dan BI-FAST. Ketiga, sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi UMKM.
Inisiatif ini sendiri langsung ditindaklanjuti para jajaran Bank Indonesia. BI Perwakilan Sibolga contohnya, berkolaborasi dengan 16 Pemda di wilayah kerjanya, mereka mengoptimalkan penggunaan teknologi layanan digital.
Salah satunya di Kabupaten Samosir. Di pusat destinasi pariwisata Danau Toba ini, sejak tahun 2021, Bank Indonesia perwakilan Sibolga sendiri telah meluncurkan penggunaan aplikasi pembayaran non tunai berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) untuk pembayaran retribusi objek wisata dan pasar di Kabupaten Samosir.
Pemanfaatan berbagai terobosan teknologi Bank Indonesia ini, tentu perlu disikapi dan dioptimalkan pemerintah daerah, khususnya di 16 Pemda wilayah kerja BI perwakilan Sibolga, agar berdampak positif dalam menggerakkan sektor-sektor ekonomi produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Kebijakan dalam rangka meningkatkan akseptasi dan literasi masyarakat undigitized
terhadap sistem pembayaran digital, harus diambil kepala daerah sebagai pondasi dalam memanfaatkan peluang di era digital dan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Pendekatan Kearifan Lokal
Menurut hemat penulis, dalam meningkatkan akseptasi dan literasi masyarakat undigitized terhadap sistem pembayaran digital ini, komunikasi pemasaran dengan berbasiskan pada kearifan lokal perlu dipertimbangkan Bank Indonesia perwakilan Sibolga.
Artinya, konten dari setiap pesan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran sistem pembayaran digital yang dilakukan kepada masyarakat undigitized, dengan berbasiskan pada kearifan lokal yang dimiliki.
Di Kabupaten Samosir misalnya, komunikasi penyampaian informasi sistem pembayaran digital ini, disesuaikan dengan konteks budaya dari masyarakat setempat, yakni budaya Batak Toba.
Membangun kegiatan-kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan BI perwakilan Sibolga seperti even atau kegiatan lainnya mesti dikemas sedemikian rupa didasarkan pada kearifan lokal masyarakat Samosir.
Sebagai contoh, Bank Indonesia perwakilan Sibolga berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Samosir, bisa membuat even budaya masakan tradisional seperti lomba membuat Itak Nanihopingan (makanan khas Batak Toba dalam acara ritual tertentu).
Pada even ini, disampaikan pesan agar peserta mulai dari membeli bahan-bahan tersebut di pasar tradisional yang telah menggunakan sistem pembayaran digital, berupa aplikasi Qris yang dikembangkan Bank Indonesia.
Dengan beragam masyarakat yang didominasi kaum ibu-ibu mengikuti even ini, tentu akan semakin banyak masyarakat undigitized
terhadap sistem pembayaran digital, mendapat literasi akan kemudahan dalam bertransaksi digital.
Akhir kata, penulis berkeyakinan, pendekatan dengan mengadopsi cara-cara lokal, perlu diterapkan dalam inovasi dan strategi komunikasi meningkatkan akseptasi dan literasi masyarakat undigitized terhadap sistem pembayaran digital. Sehingga akan semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati kemudahan dan kecepatan layanan digital dalam bertransaksi di kehidupan sehari-harinya. (*)
(Penulis Kabiro Harian Perjuangan Baru/ Perjuangan Online Kabupaten Samosir. Artikel ini diikutkan dalam lomba karya tulis yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga).