• Redaksi
  • Hubungi Kami
Sabtu, 12 Juli 2025
perjuanganonline.com
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto
No Result
View All Result
perjuanganonline.com
No Result
View All Result
Home Hukum&Kriminal

Wanita Asal Medan Diduga Tewas Usai Operasi Sedot Lemak

Editor: Suganda
Sabtu, 27 Juli 2024
Kanal: Hukum&Kriminal

Editor:Suganda

Sabtu, 27 Juli 2024
Jenazah ENSH saat tiba di Sumut.

Jenazah ENSH saat tiba di Sumut.

Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

Medan, POL | Seorang wanita berinisial ENSH (30) warga Jalan Abadi, Komplek Permata Abadi, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, meninggal dunia diduga saat menjalani operasi sedot lemak di klinik kecantikan WSJ Beauty di Depok, pada Senin (22/7/2024) lalu.

Pihak keluarga menyebut, korban secara tiba-tiba meninggal dunia dan itu dikabarkan oleh pihak klinik kecantikan. Namun anehnya lagi, tidak ada penjelasan pada pihak keluarga apa penyebab korban meninggal dunia.

Okta Vivilia, kakak korban mengatakan, adiknya saat itu sehat dan masih berbalas pesan dengannya maupun rekan-rekannya di Kota Medan. Okta menduga adiknya menjadi korban dugaan malapraktik klinik kecantikan tersebut.

Anehnya lagi, kata Okta, penjelasan dari kuasa hukum klinik kecantikan itu dianggap tidak masuk akal.

“Kita nggak tahu apa keracunan anestesi, salah tindakan, apa prosedur mereka tidak pasti. Kan kita gak tahu,” kata Okta, pada Jumat (26/7/2024) di Kota Medan.

Dijelaskan dia, adiknya berangkat dari Kota Medan ke Depok, pada Senin (22/7/24) dari Bandara Kualanamu ke Bandara Soekarno Hatta. Sesampainya di sana (Depok-red) sekira pukul 11.00 WIB-12.00 WIB.

Tidak berapa lama setelahnya ENSH dijemput sopir langganannya menuju ke klinik untuk operasi sedot lemak di bagian tangan kanan dan kiri.

“Tiba di klinik, operasi dimulai sekira pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Kematian adik saya pertama kali diketahui temannya bernama Fani. Saat itu Fani tidak sengaja menelepon, namun tidak dijawab,” timpal Okta.

Tidak lama setelah kabar itu tersebar, pihak klinik kecantikan yang diduga sopir menelpon balik. Saat itulah Fani diberitahukan kalau ENSH meninggal dunia dan jenazahnya sudah berada di RSU Margonda.

Karena tidak percaya, Fani meminta supaya melakukan panggilan video call dan benar ENSH sudah terbaring di Rumah Sakit (RS).

“Si Fani gak percaya supaya video call, di situ nampak lah di RSU Margonda,” beber Okta.

Lanjutnya, Fani berangkat ke rumah keluarga ENSH di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, karena temannya seorang janda. Lalu pihak klinik maupun RS disebut menginformasikan kematian ENSH pada keluarganya di Pangkalan Brandan.

Dari penjelasan yang diterima pihak keluarga, jika ENSH sudah meninggal dunia saat dibawa ke RS.

“Dibilang pihak RS, dibawa sudah meninggal dunia. Jadi kita tidak tahu pasti saat proses operasi sedot lemak atau di jalan,” ucap Okta.

Tak lama kemudian, Okta menghubungi pihak klinik kecantikan WSJ Beauty melalui nomor kuasa hukumnya, Ricardo. Ia mengaku mendapatkan penjelasan dari kuasa hukum WSJ Beauty kalau adiknya awalnya pingsan saat operasi sedot lemak, lalu meninggal dalam perjalanan ke RS.

Keesokan harinya, pada Selasa (23/7/24) sekira pukul 07:30 WIB, jenazah ENSH dibawa ke Pangkalan Brandan didampingi pihak WSJ Beauty. Tapi setibanya di sana, keluarga tak boleh membuka jenazah, cuma sebatas wajahnya.

“Sampai di sana jenazah juga tidak dibuka, hanya kelihatan atas wajahnya saja. Jadi kita nggak tahu penyebab kematiannya apa dan kenapa. Kita mau tahu itu,” tukas Okta.

Menurut Okta, harusnya pihak klinik menampilkan rekam medis ditanya seperti apa. “Sewaktu dia masuk, datang kan pasti ada rekaman CCTV,” sambungnya.

Karena merasa janggal adanya dugaan malapraktik, Okta berencana melaporkan kasus ini ke polisi, besok Sabtu (27/7/24). Okta merasa adiknya meninggal saat sedang dioperasi, bukan di perjalanan. Apalagi pihak klinik tidak menunjukkan bukti rekam medik dan sebagainya.

“Besok rencananya kami akan membuat laporan polisi di Depok,” tukasnya.

Sementara pihak klinik kecantikan yang dimaksud ataupun kuasa hukumnya belum berhasil dikonfirmasi. (MS)

Berikan Komentar:
Print Friendly, PDF & Email
Berita sebelumnya

Penumpang Citilink Bawa 1 Kg Sabu di Kualanamu

Berita selanjutnya

10 Hektare Hutan di Perbukitan Tao Silalahi Danau Toba Terbakar

TERBARU

DPW Beri Mandat Solihan Hasibuan Bentuk Kepengurusan Parsadaan Hasibuan Kota Medan

Sabtu, 12 Juli 2025

Lantik Enam Pejabat Eselon II, Gubernur Sumut Bobby Nasution Kembali Tekankan Soal Loyalitas

Jumat, 11 Juli 2025

Bobby Nasution Lantik Togap Simangunsong Jadi Sekdaprov Sumut

Jumat, 11 Juli 2025
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Sitemap
  • Pedoman Cyber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

© Copyright 2020 PERJUANGANONLINE.COM - Mengedepankan Amanah Rakyat All Right Reserverd

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto

© Copyright 2020 PERJUANGANONLINE.COM - Mengedepankan Amanah Rakyat All Right Reserverd