Surabaya, POL | Nur Hidayat (22) tega menjual istrinya untuk melayani hubungan seks bertiga atau threesome. Polisi memeriksa kejiwaan Hidayat untuk mengetahui apa yang sebenarnya diidap pria asal Tuban ini. Hasilnya?
“Ini sudah kita lakukan pemeriksaan kejiwaan tapi belum keluar hasilnya,” kata Kanit V Subdit III Jatanras Polda Jatim AKP Moh Aldy Sulaiman di Surabaya, Sabtu (6/7/2019).
Tak hanya itu, Aldy menyebut pemeriksaan kejiwaan ini untuk melihat apa yang sebenarnya diidap pelaku.
Pasalnya, Aldy mengatakan pengakuan Hidayat tidak wajar. Hidayat mengaku sakit hati melihat istrinya memberi layanan seks ke pria lain, namun anehnya dia mendokumentasikan peristiwa itu.
“Kalau yang bersangkutan memang dia membentuk opini supaya mendapatkan empati dari aparat untuk membayar utang operasi caesar itu. Makanya kita kan sebagai manusia normal apapun alasannya ya memang tidak wajar, makanya kita lakukan pemeriksaan kejiwaan,” ucapnya.
“Sekarang begini, itu semua alasan-alasan yang diberikan oleh tersangka dia menyesal atau sakit hati, tapi buktinya tersangka pada saat mereka kan bergantian mainnya. Dia merekam loh, berarti itu kan terbantahkan alasan dia sakit hati itu,” imbuh Aldy.
Kendati demikian, Aldy menegaskan jika apapun hasil pemeriksaan kejiwaan, pelaku akan tetap dijatuhi hukuman. Selain itu, tahapan hukum juga tetap menjerat Hidayat.
“Walaupun sebetulnya hasil pemeriksaan kejiwaan ini kaitannya dia fantasi atau pun dia untuk membayar hutang, itu tidak akan berpengaruh terhadap tahapan yang kita lakukan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Polisi menggerebek kegiatan threesome ini di sebuah vila di Prigen, Pasuruan. Dalam penggerebekan ini, petugas mengamankan beberapa barang. Misalnya uang Rp 1,5 juta, dua handphone, selimut yang ada bercak spermanya, baju tidur berwarna pink, bra hingga celana dalam.
Sedangkan pelaku diancam dengan Pasal 296 KUHP tentang tindak pidana mengadakan atau memudahkan cabul orang lain dengan ancaman hukuman satu tahun empat bulan, dan pasal 506 KUHP tentang tindak pidana mengambil keuntungan dari pelacuran perempuan dengan ancaman hukuman satu tahun penjara. (POL/W)