Labuhanbatu, POL | Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Labuhanbatu, H Galih Orlando SPdI SH MKn mengecam keras tindakan JT dan keluarganya yang melakukan perlawanan kepada personel Polres Labuhanbatu saat hendak dibawa untuk disidangkan di Pengadilan Negeri Rantauprapat, Jumat (21/7/2023).
Dalam keterangannya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Labuhanbatu menjelaskan agar masyarakat Labuhanbatu dan Labuhanbatu Utara tidak mudah diprovokasi dengan berita-berita yang belum jelas kebenarannya.
Ia juga menjelaskan kronologi peristiwa yang dilansir dari berita resmi oleh Pihak Polres Labuhanbatu.
“JT tersangka perampasan tanah berusaha merampas senjata petugas kepolisian yang hendak membawanya. JT tidak terima dan marah kepada petugas di Dusun Pasar I Malindo Desa Sei Siarti Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu, Kamis (08/06/2023),” bebernya.
“Saat hendak diamankan di lokasi, JT dan keluarga melakukan perlawanan dan berusaha merampas senjata api Briptu Toni Tarigan. Anaknya DT memukul bagian wajah Bripka Asdianto, dan Aipda Amri Siregar hendak dibacok namun berhasil menghindar, sedangkan istri JT, T Br S dan keluarganya terus menghalangi petugas Kepolisian untuk tidak membawa JT,” jelasnya lagi.
“Seorang anak JT lainnya, ALP mengejar petugas menggunakan tojok. Petugas kepolisian terus berupaya untuk menenangkan mereka, namun JT tiba-tiba menyerang petugas menggunakan egrek melukai leher belakang seorang petugas dan mengenai jari DT anak kandungnya sendiri.”
“5 (lima) orang petugas memilih untuk tidak berkonfrontasi langsung dengan JT dan keluarganya karena situasinya tidak kondusif dan petugas kembali ke Mapolres membuat Laporan Pengaduan atas penganiayaan dan penyerangan petugas.”
“Atas perbuatan yang dilakukan JT dan keluarga, 5 (lima) petugas Kepolisian mengalami luka serta mobil petugas rusak pada bagian kaca dan bodi,” pungkas H Galih Orlando.
Sementara itu, Kapolres Labuhanbatu AKBP James H Hutajulu melalui Kasat Reskrim AKP Rusdi Marzuki dan Kasi Humas menerangkan karena sempat terjadi penolakan, petugas lebih memilih untuk kembali ke kesatuan. (Ars )