Bandung, POL | Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menegaskan 3 hal terkait pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025. Pertama, SPMB tahun ini tidak boleh gaduh, harus kondusif. Kedua, tidak boleh ada anak yang tidak sekolah karena terhambat SPMB. Ketiga, memperhatikan (calon peserta didik) dari keluarga ekonomi tidak mampu.
Tiga hal krusial dari Gubernur tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Deden Saepul Hidayat dalam “Uji Publik Eksternal Peraturan Gubernur tentang Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru Tahun 2025” di Aula Dewi Sartika Kantor Disdik Jabar, Kota Bandung, Kamis pekan lalu. “Khusus domisili, Gubernur berharap anak-anak di (wilayah) sekolah itu harus diterima,” ujar Plt. Kadisdik.
Ini, menurutnya, adalah hal-hal yang sangat krusial dan perlu dukungan semua pihak. “Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk menyosialisasikannya dan berkomitmen dengan pergub tersebut,” tegasnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya mencari inovasi-inovasi yang berkaitan dengan SPMB.
Plt. Kadisdik pun menegaskan, sesuai Komitmen Bersama yang telah dilakukan, SPMB harus transparan, terbuka, dapat dipertanggungjawabkan, dan bebas dari tekanan.
“Mari kita buktikan bahwa kepemimpinan kolektif bisa menghasilkan pelayanan terbaik,” ajaknya.
Kegiatan ini dihadiri Plh. Kepala Bidang PSMA Disdik Jabar, Ai Nurhasan dan tamu undangan lainnya. Ada 4 jalur yang dibuka dalam SPMB 2025, yakni domisili, afirmasi, prestasi, dan mutase.
Pada kesempatan terpisah, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar), Deden Saepul Hidayat melepas Kadisdik lama Wahyu Mijaya pada saat dilangsungkannya Halalbihalal Idulfitri 1446 H di lingkungan Disdik Prov. Jabar. Halalbihalal tersebut dilakukan di Aula Ki Hajar Dewantara Disdik Jabar, Kota Bandung.
Acara pelepasan ditandai penyerahan Memori Jabatan Kadisdik Jabar Tahun 2023-2024 kepada Plt. Kadisdik Jabar. “Kami semua merasa kehilangan sosok Bapak yang sudah lama bergerak bersama di sini. Banyak pengalaman luar biasa yang membentuk kita,” tutur Plt. Kadisdik.
Lebih dari sekadar pemimpin, Plt. Kadisdik menyebut, banyak sikap yang diteladani dari beliau. “Beliau adalah pemimpin yang tidak banyak bicara, antisipatif, tidak reaktif, santun, dan banyak senyum. Ya, meskipun kadang senyumnya (bisa berarti) marah pada kita,” ungkap Pak Deden yang dibalas senyum dari Pak Wahyu.
Pak Wahyu pun menyatakan bahwa semua inovasi dan prestasi yang dicapai Disdik Jabar tak lepas dari seluruh peran seluruh pegawai. “Capaian itu bukan sesuatu yang mudah, tapi karena kerja sama semua akhirnya kita bisa meningkatkan ini,” jelasnya seraya memaparkan peningkatan Angka Partisipasi Sekolah di Jabar yang telah mencapai 71,15%.
Ia juga berpesan kepada Disdik Jabar untuk mengawal program strategis ke depan. Di antaranya, pembangunan ruang kelas baru, pembangunan unit sekolah, hingga menyelesaikan permasalahan satuan pendidikan yang sudah berdiri namun belum memiliki lahan sendiri.
“Tahun ini, Disdik berencana membangun 763 ruang kelas baru/RKB (sudah termasuk toilet), merehab 207 ruang kelas, dan membangun 300 toilet,” tegasnya.
Pada rangkaian halalbihalal, hadir juga Kadisdik Jabar yang sudah purnabakti. Di antaranya, Kadisdik Jabar periode 2009-2014, Moh. Wachyudin Zarkasy dan Sekdisdik Jabar periode 2022-2023, Yesa Sarwedi. (Har)







