Medan, POL | Politik memang kejam! Sepertinya hal itulah yang sedang dialami salah satu kader terbaiknya di Kota Medan, yang juga Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution.
Betapa tidak, pada Pilkada sebelumnya, PDI Perjuangan sekuat tenaga mencalonkannya berdampingan dengan Dzulmi Eldin untuk memimpin Kota Medan. Berkat upaya yang ‘all out’, pasangan ini melenggang ke Balai Kota.
Namun sekarang, keinginan Ahkyar untuk maju kembali seperti bertepuk sebelah tangan dari jajaran pengurus partai yang membesarkannya.
Bahkan, Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, menanggapi dingin pernyataan Wakil Ketua DPD PDIP Sumut itu yang akan tetap maju Pilkada Medan meski tanpa dukungan PDIP. Menurutnya, seluruh kader harus disiplin, terhadap aturan main, disiplin terhadap regulasi, dan juga disiplin menjalankan demokrasi yang berdasarkan ideologi.
“Ketika Ibu Ketua Umum telah mengambil keputusan kepada pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, disiplin yang diterapkan di PDIP dan itu menjadi kultur demokrasi yang dibangun oleh PDIP. Semua wajib taat azas, yang tidak taat azas silahkan keluar,” kata Hasto saat konferensi pers yang dilakukan secara online melalui Chanel YouTube PDI Perjuangan, Rabu (22/7/2020)
PDIP diakuinya mempertimbangkan banyak hal ketika memutuskan calon kepala daerah yang akan diusung pada kontestasi pilkada. “Kami di dalam mempertimbangkan calon kepala daerah banyak mempertimbangkan aspek, tidak hanya elektoral, tapi juga bagaimana proses menjadi pemimpin dan itu berproses dari bawah dan melakukan tahapan penyaringan, ada psikotes, ada penilaian di daerah-daerah ada pembobotan politik,” jelasnya.
Di luar itu, lanjut Hasto, kepentingan strategis, baik yang bersifat nasional dan juga kerja sama antar partai politik menjadi pertimbangan. “Kami sebagai partai politik yang terus membangun kemampuan organisasi kami, membangun pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka aspek hukum kami pertimbangkan. PDIP tidak pernah mencalonkan calon yang punya persoalan hukum,” urainya.
Seperti diberitakan, Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, tidak mau ambil pusing dengan keputusan PDIP, partai yang membesarkan karier politiknya, yang meninggalkan dirinya dalam pencalonan Wali Kota Medan dengan alasan lebih dahulu didukung Partai Demokrat dan PKS.
“Kan begini, saya ingin mengabdikan kepada Kota Medan. Kita serahkan kepada rakyat Kota Medan. Kalau PKS dan Demokrat mencalonkan saya, alhamdulillah,” ujar Akhyar saat ditemui di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Padang Bulan, Medan, Senin (20/7/2020).
“Tetap jalan,” tegas Wakil Ketua DPD PDIP Sumut ini saat ditanya apakah akan tetap maju Pilkada Medan tanpa PDIP.
Sebagai kader PDIP, Akhyar mengaku dirinya telah meminta untuk bisa dicalonkan sebagai calon Wali Kota Medan di Pilkada 2020. “Sesungguhnnya sebagai kader PDIP, aku meminta supaya dicalonkan, tapi kalau tidak, gak apa-apa,” ucapnya.(MB/BS)







