Taput, POL | Beredar luas di media sosial Facebook dan beberapa media online lokal, berita yang menarasikan pengeroyokan yang dilakukan pendukung paslon Bupati/Wakil Bupati Tapanuli Utara (Taput) nomor urut 1 Satika Simamora-Sarlandy Hutabarat terhadap pendukung paslon nomor urut 2 JTP-DENS pada Pilkada Taput 2024.
Dipastikan, berita pengeroyokan sebagimana yang disampaikan melalui media sosial dan media online tersebut tidak benar, sepihak dan ditujukan untuk mendiskreditkan paslon Satika-Sarlandy.
“Bahwa sebagaimana berita yang beredar di media sosial dan masyarakat, bukanlah pengeroyokan, akan tetapi merupakan upaya yang dilakukan oleh pendukung pasangan calon Bupati Satika Simamora -Sarlandy Hutabarat untuk melindungi paslon dari upaya mencelakai dan/atau percobaan pembunuhan paslon Satika-Sarlandy. Sebelum terjadinya insiden bentrok, tim JTP-DENS yang terlebih dahulu melakukan penyerangan,” jelas Sekretaris Umum Pemenangan Satika-Sarlandy, Doppak Hutasoit didampingi Tim Hukum Satika-Sarlandy kepada sejumlah awak media dalam konferensi pers Jumat (01/11/2024) sore di Tarutung.
Doppak Hutasoit menjelaskan, bahwa pada Rabu, 30 Oktober 2024 sekitar pukul 22.00 WIB, iring-iringan mobil paslon Satika-Sarlandy dan para pendukung baru pulang dari acara kampanye di Muara Tolang, Desa Dolok Saut, Kecamatan Pahae Jae.
Rombongan hendak menuju rumah salah satu pendukung Satika-Sarlandy untuk jamuan makan.
Saat hendak menuju rumah salah seorang pendukung Satika-Sarlandy tersebut, para simpatisan paslon JTP-DENS menyoraki rombongan paslon Satika-Sarlandy dengan mengeluarkan kata-kata kotor, namun tidak dihiraukan dan terus saja menuju rumah tujuan.
Setelah itu, pada saat rombongan Satika-Sarlandy hendak pulang ke kediaman di Kecamatan Sipoholon, tepatnya di Simpang Jalan Lintas Sumatera Pahae Jae, sekumpulan simpatisan JTP-DENS kembali menyoraki dan mengucapkan kata-kata kotor kepada Satika-Sarlandy.
“Mereka kembali memprovokasi dan melontarkan kata-kata kotor, namun kami tetap tidak meladeni dan terus berjalan,” kata Doppak.
Selanjutnya dalam perjalanan pulang, sebuah mobil branding JTP-DENS melaju dengan kecepatan tinggi berusaha melewati iring-iringan mobil paslon Satika-Sarlandy sambil melontarkan kata-kata kotor.
Dengan kecepatan tinggi, mobil branding tersebut terus berusaha melewati iring-iringan hingga hampir mendekati mobil yang ditumpangi kandidat calon Bupati Satika Simamora dan mobil Sarlandy Hutabarat.
“Melihat gelagat mobil branding JTP-DENS tersebut yang berusaha mendekati mobil yang ditumpangi paslon Satika-Sarlandy, tentu kami menduga ada upaya untuk mencelakakan, bahkan rencana pembunuhan terhadap paslon Satika-Sarlandy,” kata Doppak.
Oleh karena peristiwa aneh dan sangat mencurigakan tersebut, beberapa mobil dalam iring-iringan Satika-Sarlandy berupaya menghentikan laju mobil branding JTP-DENS tersebut dan menghentikannya.
“Namun karena 4 orang simpatisan JTP-DENS yang berada di dalam mobil branding JTP-DENS tersebut dalam keadaan mabuk dan melakukan perlawanan, pertikaian pun tidak bisa dihindari. Dan, keempat orang tersebut kemudian melarikan diri dari lokasi terjadinya insiden,” kata Doppak.
Ternyata setelah 4 orang yang dalam kondisi mabuk tersebut melarikan diri, rupanya untuk memanggil para simpatisan JTP-DENS lainnya yang sepertinya sudah mempersiapkan diri untuk menyerang iring-iringan Satika-Sarlandy.
Selanjutnya di jalan lintas Desa Sitompul, tampak mobil branding IPK sedang parkir di pinggir jalan dan sejumlah orang diduga anggota ormas berdiri sambil memegang senjata berupa balok kayu.
“Namun melihat iring-iringan kami cukup ramai, mereka kemudian kembali melakukan provokasi dengan melontarkan kata-kata kotor. Rombongan memilih tetap tenang dan melanjutkan perjalanan pulang ke Sipoholon. Patut diduga, kejadian tersebut terjadi bukan secara spontan. Upaya menyerang kandidat Satika-Sarlandy sudah direncanakan sebelumnya,” kata Doppak.
Sultan Sihombing, SH dari Tim Hukum Satika-Sarlandy menambahkan, bahwa simpatisan dan pendukung JTP-DENS selalu melakukan provokasi pada setiap agenda kampanye paslon Satika-Sarlandy di sejumlah titik lokasi.
Seperti kegiatan kampanye Satika-Sarlandy di Kecamatan Sipoholon, Simangumban, dan Kecamatan Pahae Jae. Provokasi tersebut terjadi secara berulang dan tersistem.
“Kami menduga, pada setiap kejadian, termasuk insiden bentrok di Pahae Jae, sudah ada komando yang diberikan untuk menciptakan kericuhan pada setiap agenda paslon Satika-Sarlandy,” kata Sultan. (MB)







