Sasar Aparat, Teroris Sibolga Gunakan Bom Lontong

Medan, POL | Istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah dipastikan tewas bersama dua anaknya setelah melakukan aksi bom bunuh diri di kediamannya Jalan Cendrawasih Gang Serumpun, Kecamatan Sambas, kota Sibolga, Rabu (13/3) dini hari.

Kendati demikian, tim masih bekerja untuk memastikan tiga korban tewas, apakah benar istri dan dua anak terduga teroris Husain alias Abu Hamzah.

“Diduga masih tiga korban tewas, istri dan dua anaknya. Tapi kita belum bisa memastikan karena Inafis nanti yang akan mengevakuasi korban. Dari evakuasi, tim DVI akan mengidentifikasi korbannya. Dampak bom ini cukup merusak organ tubuh, jadi perlu Inafis untuk mengidentifikasinya,” kata Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Rabu (13/3) siang.

Dedi menjelaskan, sekitar pukul 01.30 WIB, istri Husain meledakkan diri dan mengakibatkannya bersama terduga dua anaknya meninggal dunia. Tim masih melakukan sterilisasi di lokasi. Labfor dan Inafis akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) juga.

“Kita belum berani masuk ke dalam di TKP, karena diduga masih ada benda-benda yang diduga bom yang bisa membahayakan aparat sendiri. Kita masih menunggu update lebih lanjut,” tukas Dedi.

Dedi membeberkan, terduga teroris yang diamankan di Sibolga ada tiga orang. Ini merupakan pengembangan dari terduga teroris R alias P yang diamankan di Lampung, belum lama ini. Kata Dedi, di Lampung pihaknya menemukan bom juga, hampir sama dengan yang di Sibolga.

“Cuma bom lontong yang di Lampung tidak sebanyak di Sibolga. Di Sibolga cukup banyak, baik yang sudah dirakit atau belum. Tujuan mereka adalah untuk melakukan Amaliyah, sasarannya adalah aparat keamanan,” sebut Dedi.

Dedi memastikan, khusus kasus terorisme yang diungkap tidak ada kaitannya dengan Pemilu. Tim masih terus bekerja dan mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang.

“Kami meminta masyarakat meyakinkan kepada aparat keamanan, karena Polri sudah cukup punya pengamalan yang sangat panjang selama 20 tahun memerangi aksi terorisme,” ujarnya.

Jenderal bintang satu tersebut menyatakan, lokasi sudah disterilisasi dan memastikan tidak ada korban jiwa dari masyarakat. Dedi juga menampik aksi teror tersebut berkaitan dengan rencana kunjungan Presiden ke Sumut dalam minggu ini.

“Pelaku teror ini tidak mengenal waktu dan tidak mengenal tempat. Dia akan berjuang sepanjang tahun. Oleh karenanya, polisi sudah memiliki UU No 5 Tahun 2018, kepolisian melakukan tindakan preventif straigh. Kita melakukan langkah-langkah mitigasi secara maksimal secara pro aktif, untuk mengantisipasi segala macam bentuk aksi serangan terorisme,” tuturnya.

Tak Digubris
Sebelum meledakkan diri, tim Densus 88 AT dan tim Polda Sumut sudah bekerja sama dengan sejumlah tokoh masyarakat melakukan imbauan dan negosiasi secara persuasif kurang lebih selama 10 jam. Tim, kata Dedi, tidak henti-hentinya terus mengimbau kepada istri terduga teroris untuk menyerahkan diri.

“Kita terus mengimbau, karena di situ ada anak-anak. Tapi imbauan yang kita lakukan selama 10 jam itu tidak menggoyahkan ideologi ibu tersebut. Karena informasi dari suaminya, sang istri jauh lebih keras terpapar oleh paham ISIS,” pungkas Dedi. (BS)

Berikan Komentar:
Exit mobile version