Medan, POL | Seluruh lurah diinstruksikan untuk memberdayakan kepala lingkungan (kepling) yang ada di wilayahnya agar lebih masif berinteraksi kepada masyarakat di lingkungannya masing-masing. Sebab, peran kepling sangat penting dalam rangka mengedukasi, memberikan informasi sekaligus berbaur dengan masyarakat.
Instruksi ini disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution diwakili Wakil Wali Kota H Aulia Rachman ketika membuka Sosialisasi Tim Kewaspadaan Dini Kota Medan Tahun Anggaran 2022 di Garuda Plaza Hotel Jalan Sisingamangaraja, Senin (31/1/2022).
“Dengan pendekatan yang dilakukan tersebut, kita tentunya dapat meningkatkan kewaspadaan dini untuk menangkal segala potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dengan meningkatkan pendeteksian dan pencegahan dini di seluruh kecamatan se Kota Medan,” Aulia.
Dihadapan seluruh camat dan lurah se Kota Medan yang hadir, Aulia selanjutnya meminta kepada camat dan lurah agar membuat format kerja kepling sehingga yang tidak memiliki potensi akan ketahuan nantinya. Dicontohkan Aulia, saat terjadi kemalangan yang menimpa warga di lingkungannya, kepling harus turun ke lokasi tanpa memandang agama dari warga tersebut.
“Ajak perangkat penegak hukum untuk berkolaborasi. Tolong ingatkan dan analisa sedikit untuk membuat formula kerja. Tekankan kepada seluruh kepling, jangan mereka bermain-main. Kita harus tegas, keras dan disiplin setidaknya itu yang diperlukan bagi seorang pemimpin untuk membuat kerukunan kepada masyarakat,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Medan Arjuna Sembiring dalam laporannya mengatakan, tujuan diselenggarakannya acara ini untuk memberikan bimbingan secara teknis pada tim kewaspadaan dini kecamatan terhadap deteksi dini dan antisipasi dini, ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dalam melaksanakan tugas di wilayah masing-masing.
“Nantinya akan dibentuk Tim Kewaspadaan Dini di masing-masing kecamatan. Tim yang dibentuk bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan merumuskan kegiatan kewaspadaan dini. Di samping itu, tim ini juga bertugas mencari, mengumpulkan, mengoordinasikan dan mengkomunikasikan data maupun informasi dengan unsur intelijen daerah lainnya mengenai potensi, gejala, atau peristiwa timbulnya ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan di Kota Medan,” jelas Arjuna
Untuk itu, imbuh Gubsu, sudah saatnya pasar-pasar terutama di Kota Medan terbebas dari premanisme. “Nanti, kita juga akan bahas bersama sampah-sampah yang dihasilkan dari pasar. Kita ingin Sumut, termasuk Kota Medan ini semakin tertata,” harapnya.
Salah seorang pedagang perwakilan APPSINDO dalam orasinya mengaku, para pedagang pasar tradisional merasa terdzolimi dengan keberadaan pedagang kaki lima (PK5) yang hingga saat ini tidak ditertibkan. Sementara, lanjutnya, para pedagang harus membayar retribusi ke pemerintah melalui PUD Pasar. “Kami tidak menyalahkan Pak Wali, tapi kami ingin dilindungi ? Artinya kan, ada elemen-elemen PUD Pasar yang abai dengan tugas dan amanah yang diberikan Pak Wali tersebut,” bilang pria tersebut.
Ditambahkan pria itu lagi, bagaimana pemerintah bisa mendapatkan PAD jika ada pedagang liar di luar pedagang pasar yang dikuasai preman. “Kita sepakat melawan preman, tapi mereka terus yang menguasai. Kami mengapresiasi Pak Gubernur dan Pak Wali yang hari ini terus berupaya menjaga kekondusifan Kota Medan. Namun, kami mohon, dibantu lah kami dengan menertibkan pedagang-pedagang yang di luar tersebut,” terangnya. (POL/Cos)