Medan, POL | Kordinator Harian Pusat Krisis Kementrian Kesehatan (P3K) RI Dedy A.Lubus SKM mengatakan P3K RI dan Profesi Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Komitmen Selenggarakan Pelatihan BHD (Bantuan Hidup Dasar) Sebagai Ketahanan Kesehatan dan Kesiapsiagaan Situasi Darurat Medis di SMKN 9 Medan, Sabtu (31/8/2024).
Pelatihan ini dapat berkelanjutan dan sosialisasi BHD dapat menjangkau masyarakat luas, terutama perusahaan, hotel, mal, dan kantor /lembaga lainnya.
Lanjut Dedy, Pusat Krisis Kesehatan Regional Sumut membawahi 3 (Tiga) Provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi NAD, Provinsi Riau Kepulauan.
Menurut Dedy, Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana, baik itu bencana alam, non-alam, maupun sosial. Karena itu, Pusat Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berkomitmen menyelenggarakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk orang awam, sebagai upaya meningkatkan ketahanan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap situasi darurat medis.
Hal ini karena upaya pelayanan kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi masyarakat juga perlu memahami cara memberikan pertolongan pertama saat terjadi masalah kesehatan.
Dengan” sentuhan kecil”masyarakat diharapkan dapat menyelamatkan nyawa.
Sering kali kita lihat ketika menemukan seseorang dalam situasi gawat, orang di sekitar cenderung panik dan langsung berpikir membawa korban ke rumah sakit.
“Sayangnya, tidak banyak orang yang memikirkan bagaimana agar korban selamat sebelum tiba di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan maupun pengobatan, sehingga korban dapat lebih cepat terselamatkan,” ujar Dedy.
Dedy menjelaskan kondisi darurat medis terbagi menjadi dua, yaitu pra-rumah sakit (pre-hospital) dan di rumah sakit (hospital). Pertolongan di rumah sakit bersifat kuratif, seperti pengobatan, perawatan, dan pemulihan. Sementara itu, pertolongan pra-rumah sakit bertujuan mempertahankan agar pasien tetap hidup saat menghadapi situasi berisiko.
Lanjutnya, pelatihan Bantuan Hidup Dasar ini dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan dalam menangani situasi darurat medis, seperti henti jantung mendadak, tersedak, atau pingsan.
Para peserta dilatih oleh tenaga medis profesional yang berpengalaman dalam teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP), penanganan saluran napas yang tersumbat, dan penggunaan Automated External Defibrillator (AED).
Pelatihan ini juga merupakan bagian dari inisiatif berkelanjutan Pusat Krisis Kesehatan untuk memperluas jangkauan pelatihan kesehatan di seluruh Indonesia.
Dengan melibatkan semua provinsi dan bekerja sama dengan 11 Regional Pusat Krisis Kesehatan, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya dalam konteks pelatihan individual, tetapi juga dalam meningkatkan kesiapsiagaan komunitas secara keseluruhan.
Rekapitulasi pelatihan Bantuan Hidup Dasar(BHD) dan Pusat Krisis Kesehatan Regional Sumut bekerjasama dengan HIPGABI Sumut Tahun 2024.
1 ) 16 Agustus 2024 Kampus Univ Imelda Medan berjumlah 410 Orang
2 ) 17 Agustus 2024 Gereja HKBP Resort Simalingkar berjumlah 100 Orang
3) 23 Agustus 2024 SMK Kesehatan Haji Medan berjumlah 224 Orang
4) 26 Agustus 2024 Perguruan Yayasan Al-Fityan berjumlah 200 Orang
5.) 31 Agustus 2024, di SMK 9 Medan 200 Siswa.
Dedy juga menuturkan Untuk rencana kegiatab berikutnya udah ada yang meminta untuk dilatih yaitu :
1. Universitas Panca Budi Medan
2. Universitas Islam Sumatera Utara / UINSU
3. Universitas Helvetia Medan
4. Universitas Sarimutiara Medan
“Sehubungan dengan kegiatan PON XXI maka rencana untuk pelatihan kami undurkan,” imbuh Koordinator Harian. (Lukman)