Padanglawas, POL| Manager PT. PHS Papaso, Bitcar Siregar menyanggah salah satu tuntutan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Solidaritas Mahasiswa Peduli Buruh (FSMPB) Kabupaten Padanglawas (Palas). yang menuntut agar di setiap afdeling harus didirikan fasilitas beribadah seperti Mushollah atau Masjid dalam suatu aksi penyampaian aspirasi beberapa waktu yang lalu.
“Seharusnya adek-adek mahasiswa sebelum melakukan penuntutan ada baiknya melakukan chek bersama. Setiap Afdeling di PT. PHS lokasi Papaso ini, sudah ada Mushollah,” tegas Bitcar Siregar dalam sebuah pernyataannya waktu itu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi (Kasi) Pengupahan dan Jaminan Sosial, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Palas, Idrisman Mandefa usai pemasangan Plank Merek PUK SPAI FSPMI PT. PHS Kebun Papaso serta Sosialisasi Undang-Undang (UU) nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh di perumahan karyawan, Minggu (16/08/2020) petang mengajak Sekretaris Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) Palas, Uluan Pardomuan Pane melakukan kunjungan ke perumahan Karyawan Afdeling I PT. PHS Papaso.
Hal itu dilakukan mengingat pertemuan mediasi yang dilakukan pihak mahasiswa yang tergabung dalam wadah FSPMB di ruangan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Padang Lawas, Ramal Guspati Pasaribu, bersama dengan jajaran Managemen PT. PHS Papaso dan PT. VAL Aliaga pada pada beberapa waktu sebelumnya.
“Untuk membuktikan benar tidaknya pernyataan Manager PT. PHS itu, kita perlu melakukan kunjungan ke setiap afdeling di PT. PHS Kebun Papaso,” kata Idrisman Mandefa kapada Uluan Pardomuan Pane saat pertemuan mediasi tersebut.
Saat peninjauan untuk chek kebenaran itu di Perumahan Karyawan Afdeling I PT. PHS Papaso, Idrisman Mandefa dan Uluan Pardomuan Pane beserta rombongan, terkejut melihat kondisi Mushollah yang ada. Faktanya Mushollah di perumahan karyawan tersebut ternyata bukan sebuah bangunan khusus yang didirikan untuk Mushollah, melaikan Perumahan Karyawan yang tidak difungsikan lagi, dirubah menjadi Mushollah darurat.
“Kita sangat dan prihatin dan miris melihat kondisi ini, perusahaan yang sudah beroperasi lebih dari 25 tahun dan termasuk berkategori perusahaan Swasta Nasiinal dan terintegrasi dengan Pabrik Kelapa Sawit namun fakta yang sesungguhnya sama sekali tidak memperhatikan faslitas yang layak bagi karyawannya,” tandas Mandefa.
Salah seorang karyawan yang bekerja di bidang pemanen mengatakan, bahkan rumah mereka sebagai karyawan perusahaan banyak yang sudah bocor sehingga dinilai tidak layak untuk ditempati sejak bebeberapa waktu terakhir ini.
“Rumah kami juga banyak yang sudah bocor dan kalau saat tidur hujan turun, kami harus pindah tempat tidur. Sangat sedih penanggungan kami karyawan di sini,” katanya sambil menatap wajah Idrisman Mandefapol/ dan lebih lanjut mengatakan, mengatakan, tolong lah pak bantu para karyawan. Para karyawan di sini sangat bersyukur kalau Dinas Tenaga Kerja dan Serikat Buruh, dalam hal ini FSPMI menunjukkan keperdulian kepada karyawan di sini, jika tidak, para karyawan di sini tidak tau lagi mengadu kepada siapa. (balyan kn







