Tapsel, POL | Di tengah hamparan sawah, Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) H Dolly Pasaribu “Ngopi Bareng” bersama masyarakat adat HATABOSI di Dusun Bonan Dolok, Desa Tanjung Dolok, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapsel, Jumat (14/10/2022).
“Jumat Ngopi Bareng yang kita diprogramkan, bersama produk usaha kopi arabika Maju Jaya Sipirok dan kopi robusta Tyanna Marancar, kegiatan kali ini juga bagian dari rangkaian Horja Aek Adat HATABOSI pada 14 – 15 Oktober 2022,” kata Dolly.
HATABOSI sendiri, menurut Bupati, sudah dikenal sejak lebih kurang 120 tahun lalu, yang mana HATABOSI singkatan dari kelompok masyarakat adat Desa Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, dan Siranap.
“Dalam kesempatan ini, kita mengajak masyarakat adat HATABOSI untuk minum kopi bersama agar sama-sama lebih mencintai salah satu produk unggulan lokal yakni Kopi Arabika Sipirok yang sudah mengantongi hak paten (Indikasi Geografis),” tegasnya.
Pemkab Tapsel, kata Dolly, akan terus mendorong termasuk promosi seluruh pelaku usaha UMKM di daerah itu termasuk soal kopi dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat petani di kabupaten itu.
Pada tahun 2020 yang lalu masyarakat adat HATABOSI telah mendapatkan penghargaan KALPATARU dari Pemerintah Pusat melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Penghargaan KALPATARU yang diberikan negara kepada Komunitas HATABOSI, berarti negara sudah mengakui akan kearifan lokal (local wisdom) HATABOSI, kearifan lokal dalam menjaga dan menyelamatkan lingkungan demi penyedian air yang berkesinambungan, sehingga muncul slogan, “Sian harangan ni do mual ni aek ta, sian aeki do mual ni halonguan ta” (berasal dari hutan itulah sumber air kita dan berasal dari air itulah sumber kehidupan kita),” jelas Dolly.
Melalui kearifan lokal yang sudah turun temurun sejak seratusan tahun silam ini masyarakat adat HATABOSI berhasil menjaga hutan di sekelilingnya guna menjaga air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat, baik untuk lahan pertanian maupun rumah tangga,” katanya.
Oleh karenanya keturunan Marga Pasaribu di sekitar Desa Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, dan Siranap menyadari betul bahwa tidak boleh menebang pohon secara sembarangan, karena dapat mengganggu ketersediaan air.
Dolly berpesan agar terus mempertahankan kultur, adat serta budaya sehingga lingkungan sekitar tetap terjaga. (POL/NP.02)







