Bandung, POL | Pengawas sekolah harus mampu bertransformasi. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar), Purwanto saat membina ratusan Pengawas SMA, SMK, dan SLB Jabar di Aula Ki Hajar Dewantara, Kantor Disdik Jabar, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
“Pengawas harus bisa menjadi pendamping yang bisa bekerja sama dengan kepala sekolah untuk melakukan perubahan dan bertransformasi,” tegasnya.
Salah satu caranya, lanjut Kadisdik, adalah dengan piawai beradaptasi dengan cara kerja saat ini. “Pak Gubernur sering keliling ke sekolah dan tahu apa yang kurang baik di sekolah. Tugas kita adalah mampu beradaptasi dengan cara kerja seperti itu. Untuk Bapak/Ibu, berarti harus bisa beradaptasi dengan gaya kepala sekolah,” jelasnya.
Sebab, terang Kadisdik, evaluasi dari Gubernur tentang sekolah itu benar adanya, salah satunya terkait kebersihan lingkungan sekolah yang kurang terperhatikan. Sehingga, selain mendorong pihak sekolah, Kadisdik juga mendorong peran aktif pengawas sekolah untuk melakukan pengawasan dan pendampingan.
“Bapak/Ibu harus lakukan pendampingan ke sekolah terhadap manajerial yang ada. Jika ada yang enggak wajar, betulkan! Lalu, fokuskan anak-anak untuk pendidikan cinta lingkungan, kesadaran ekologi, dan kesadaran sosial,” ungkapnya.
Kadisdik juga mendorong pengawas sekolah untuk melakukan supervisi secara inovatif dan kreatif dengan segala keterbatasan. “Kreativitas dan kesiapan menghadapi tantangan adalah kunci,” imbuhnya.
Selain itu, Kadisdik mengajak pengawas sekolah agar mampu menjadi “teman baik” para guru agar bisa fokus dan tetap semangat menjalankan tugas. “Fokus utama kita adalah pembelajaran. Pelaksana pembelajaran adalah guru, nah mereka harus didampingi oleh pengawas,” ucapnya.
Kadisdik juga mendorong pengawas sekolah untuk menjadi bagian penting dalam implementasi pendidikan Panca Waluya di satuan pendidikan. “Gapura Panca Waluya bukan hal yang asing. Ia adalah cerminan filosofi Sunda menuju kesejahteraan yang memiliki nilai kebangsaan dan kultural yang kuat,” paparnya.
Dalam waktu dekat, Disdik Jabar akan menggelar Anugerah Gapura Panca Waluya untuk satuan pendidikan sebagai bentuk apresiasi atas praktik yang telah dilakukan dan sejalan dengan nilai-nilai tersebut.
Kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik Jabar, Firman Oktora; Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdik Jabar, Edy Purwanto serta 275 pengawas sekolah. Adapun yang menjadi narasumber pada pembinaan tersebut adalah Mochammad Irvan Efrizal dari Self Learning Institute dan dosen Universitas Parahyangan, Indra Zaka Permana.
Begitu pula, sekolah harus memiliki praktik baik yang dapat diterapkan secara konsisten. Salah satu contohnya yang diterapkan oleh SMA Taruna Nusantara Cimahi yang fokus pada pembentukan karakter siswa, terutama dalam hal kedisiplinan.
“Sejalan dengan semangat Pak Gubernur untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di Jawa Barat, program-program dari SMA Taruna Nusantara harus bisa menular ke sekolah-sekolah lainnya,” ungkap Kadisdik saat beraudiensi dengan perwakilan SMA Taruna Nusantara di Kantor Disdik Jabar, Kota Bandun.
Ke depannya, Kadisdik berencana menjalin sinergi dengan SMA Taruna Nusantara Cimahi untuk menciptakan program atau kegiatan yang bertujuan melatih kedisiplinan siswa. “Misalnya, dengan memberikan kesempatan kepada ketua OSIS atau para guru untuk melakukan studi di sana agar sekolah mereka mampu mencetak siswa dengan karakter yang sama, yakni disiplin,” tambahnya.
Kepala SMA Taruna Nusantara, Ardiansyah pun menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dalam mewujudkan visi tersebut. “Selaras dengan arahan Bapak Gubernur, kami berharap semangat yang ada di SMA Taruna Nusantara bisa menyebar ke sekolah-sekolah lain di Jabar, khususnya dalam hal pembentukan karakter,” ujarnya.
Pada akhir Mei 2025, Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi mengunjungi SMA Taruna Nusantara. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya disiplin bagi generasi muda, khususnya para taruna yang tengah dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan.
“Disiplin itu kunci, bukan beban. Banyak orang menganggap disiplin sebagai sesuatu yang menyulitkan. Padahal, justru dengan disiplin kita membangun fondasi kesuksesan dan karakter yang tangguh,” ungkapnya.
Gubernur menyampaikan pesan tersebut agar para siswa tidak memandang kedisiplinan sebagai aturan yang membatasi kebebasan, melainkan sebagai bekal esensial dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
“Kalau kita bisa membiasakan diri disiplin sejak dini maka kita akan terbiasa menghadapi segala situasi dengan kepala dingin dan jiwa yang kuat,” pungkasnya. (Har/disk)
