Jokowi : Apapun Caranya Covid-19 Harus Hilang Juli 

* Presiden Jokowi Vs Survei Universitas Singapura

Jakarta, POL |Sebuah hasil survei satu universitas di Singapura memperkirakan pandemi Covid 19 di Indonesia baru akan berakhir pada Oktober nanti. Kontroversial dengan hasil survei tersebut, Presiden Jokowi menyatakan pandemi Covid 19 akan hilang pada bulan Juli di Indonesia dengan cara apapun.
Presiden Joko Widodo telah mengingatkan jajarannya, untuk penanganan virus corona atau Covid-19, sesuai target. Dimana Mei ini sudah harus turun, dan Juli sudah mulai normal kembali.

Peringatan itu disampaikan oleh Presiden Jokowi, dalam sambutan rapat kabinet paripurna secara virtual, Rabu 6 Mei 2020. “Target kita di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai sesuai target yang kita berikan yaitu curvanya sudah harus turun, dan masuk pada posisi sedang di bulan Juni, dan Juli masuk pada posisi ringan. Dengan cara apapun,” tegas Presiden Jokowi.

Dia mengingatkan kembali, bahwa fokus kerja pemerintah saat ini hanya fokus pada masalah utama yakni pengendalian Covid-19 secepat-cepatnya. Maka target untuk menurunkan kasus ini, harus dilaksanakan juga sesuai dengan yang ditargetkan.

Untuk itu, ia ingin agar semua energi dan sumber daya yang ada, untuk dikerahkan. Apakah itu di kementerian, di lembaga negara maupun dari TNI dan Polri sendiri. “Untuk itu semua menteri, kepala lembaga, Panglima TNI, Kapolri, saya minta mengerahkan semua tenaga mengerahkan semua energi mengerahkan semua kekuatan untuk mengendalikan Covid ini dan menangani dampak-dampak yang menyertainya,” jelasnya.

Beberapa negara saat ini, sudah mulai melonggarkan lockdown yang diterapkan. Seperti Vietnam, Selandia Baru, bahkan termasuk Italia dan Inggris yang kasus positif dan angka kematian termasuk paling tinggi.

“Saya melihat negara yang akan menjadi pemenang adalah negara yang berhasil mengatasi Covid,” ujarnya. Untuk itu, menurutnya dalam melawan Covid-19 ini tidak hanya bisa mengandalkan Tim Gugus Tugas baik yang ada di pusat maupun daerah.

Tetapi semua elemen menurutnya, harus turun.  “Organisasi-organisasi sosial, masyarakat, relawan, partai politik dan sektor swasta, ini yang harus di-dirijeni di orkestrasi dengan baik,” katanya. Dengan disiplin dan bersatu, tetap menjalankan protokol kesehatan dengan baik, Jokowi optimis masalah Covid-19 bisa segera diselesaikan.

“Jika kita disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, semua rencana yang sudah kita siapkan yang lalu ini bisa kita atasi Covid secepat-cepatnya,” katanya. Riset Universitas di Singapura: Berakhir 7 Oktober
Sementara itu , sebuah riset yang dilakukan oleh Singapore University of Technology and Design ( SUTD) menunjukkan, wabah Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada 7 Oktober 2020. SUTD merupakan salah satu universitas ternama di Singapura, yang berfokus pada kajian studi teknologi dan desain. Hasil risetnya diungkap di situs web ddi.sutd.edu.sg, dengan update terakhir pada 5 Mei.

“Situs ini menyediakan pemantauan prediktif berkelanjutan Covid-19 sebagai pelengkap pemantauan tradisional atau praktik prediksi tradisional,” demikian keterangan yang tertera di bagian pengenalan.
Dalam penghitungannya, SUTD menggunakan model SIR (Susceptible-Infected-Recovered) yang dipadukan dengan data harian virus corona yang diperbarui dari berbagai negara. Prediksi akhir wabah virus corona juga dicantumkan bersama prediksi pergeseran tanggal atau deviasi. Dari pemodelan itu akan terlihat kurva siklus hidup pandemi dan tanggal berakhirnya secara teoretis, menurut kode-kode dari Milan Batista dan data dari Our World in Data.

Hasilnya, terlihat pandemi virus corona secara global diprediksi akan berakhir pada 20 Desember 2020 dan dapat bergeser 5,9 hari. SUTD juga mencantumkan prediksi berakhir wabah Covid-19 di Indonesia, yakni pada 7 Oktober 2020, dengan deviasi 14,9 hari. Negara-negara besar lainnya juga turut dimasukkan dalam data SUTD. Berikut adalah daftarnya.
Amerika Serikat: prediksi berakhir 10 Oktober 2020, deviasi 7,4 hari.
Singapura: prediksi berakhir 29 September 2020, deviasi 48 hari.
Inggris: prediksi berakhir 16 September 2020, deviasi 6 hari.
Italia: prediksi berakhir 15 September 2020, deviasi 20,5 hari.
Arab Saudi: prediksi berakhir 11 September 2020, deviasi 22,1 hari.
India: prediksi berakhir 31 Agustus 2020, deviasi 11,2 hari.
Jepang: prediksi berakhir 30 Agustus 2020, deviasi 20,2 hari.
Perancis: prediksi berakhir 17 Agustus 2020, deviasi 2,1 hari.
Jerman: prediksi berakhir 16 Agustus 2020, deviasi 2,3 hari.
Spanyol: prediksi berakhir 11 Agustus 2020, deviasi 14,6 hari.

Namun SUTD mengingatkan, prediksi ini dapat berubah sewaktu-waktu, prediksi belum tentu tepat karena ada faktor alam. Di situs web SUTD juga mencantumkan disclaimer, bahwa riset ini hanya untuk keperluan edukasi dan penelitian dan mungkin terdapat kesalahan.

Peringatan pun dituliskan yang berbunyi, “Pembaca harus menyikapi prediksi apa pun dengan hati-hati.” “Optimisme berlebihan berdasarkan perkiraan tanggal akhir berbahaya, karena dapat mengendurkan kedisiplinan dan kendali, menyebabkan virus dan kembali berputar, dan harus dihindari.” (viva/kps)

Berikan Komentar:
Exit mobile version