Jakarta, POL | Bank Indonesia (BI) menampik salah satu dari sembilan anak yang dipilih sebagai ikon uang kertas Rp75.000 mengenakan pakaian adat asal China, pada uang yang hanya dicetak 75 juta lembar.
Tak hanya melalui proses diskusi lintas Kementerian, BI juga melakukan konsultasi dengan sejarawan dan budayawan. Setelahnya, bank sentral juga melakukan diskusi dengan pemda yang dipilih mewakili provinsi dari barat hingga timur Indonesia.
Selain itu, pemilihan pakaian daerah juga melalui proses verifikasi dan koordinasi sampai ke dinas pendidikan dan unit pelaksana teknis balai daerah masing-masing untuk dipilih desain pakaian yang akan ditampilkan.
Oleh karena itu, ia berani memastikan bahwa BI tak asal pilih. Ia juga bilang bahwa adat budaya yang diangkat darl mata uang peringatan kemerdekaan (UPK) ini belum pernah diangkat menjadi ikon uang cetakan BI sebelumnya..
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim menegaskan bahwa kostum adat yang ramai dibicarakan di media sosial (medsos) tersebut merupakan pakaian adat suku Tidung dari Kalimantan Utara.
“Bukan dari Tiongkok, asli Indonesia. Justru dengan ini kami menampilkan 9 baju daerah itu sekarang kita cari tahu kekayaan dan keragaman Indonesia,” ucapnya lewat video conference, Selasa (18/8/2020).
Ia menjelaskan bahwa kesembilan anak yang dipilih mewakili keragaman budaya Indonesia melalui proses panjang sejak 2018.
Tak hanya melalui proses diskusi lintas Kementerian, BI juga melakukan konsultasi dengan sejarawan dan budayawan. Setelahnya, bank sentral juga melakukan diskusi dengan pemda yang dipilih mewakili provinsi dari barat hingga timur Indonesia.
Selain itu, pemilihan pakaian daerah juga melalui proses verifikasi dan koordinasi sampai ke dinas pendidikan dan unit pelaksana teknis balai daerah masing-masing untuk dipilih desain pakaian yang akan ditampilkan.
Oleh karena itu, ia berani memastikan bahwa BI tak asal pilih. Ia juga bilang bahwa adat budaya yang diangkat darl mata uang peringatan kemerdekaan (UPK) ini belum pernah diangkat menjadi ikon uang cetakan BI sebelumnya.
Ia menjelaskan bahwa kesembilan anak yang dipilih mewakili keragaman budaya Indonesia melalui proses panjang sejak 2018.
Tak hanya melalui proses diskusi lintas Kementerian, BI juga melakukan konsultasi dengan sejarawan dan budayawan. Setelahnya, bank sentral juga melakukan diskusi dengan pemda yang dipilih mewakili provinsi dari barat hingga timur Indonesia.
Selain itu, pemilihan pakaian daerah juga melalui proses verifikasi dan koordinasi sampai ke dinas pendidikan dan unit pelaksana teknis balai daerah masing-masing untuk dipilih desain pakaian yang akan ditampilkan.
Oleh karena itu, ia berani memastikan bahwa BI tak asal pilih. Ia juga bilang bahwa adat budaya yang diangkat darl mata uang peringatan kemerdekaan (UPK) ini belum pernah diangkat menjadi ikon uang cetakan BI sebelumnya. (POL/cnn)