Jakarta, POL | Massa aksi kawal Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan petisi kedaulatan rakyat. Petisi itu dibacakan di akhir aksi yang digelar di Patung Kuda, Monas.
Petisi itu dibacakan oleh sejumlah tokoh yang datang ke aksi kawal MK, Rabu (26/6/2019). Adalah Ketua FPI Ustaz Sobri Lubis, Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak, Koordinator GKR Abdullah Hehamahua, hingga Neno Warisman yang membacakannya bergantian.
Petisi itu dibacakan setelah massa aksi melaksanakan salat Asar dan doa bersama. Pembacaan petisi dilakukan dari atas mobil komando.
“Petisi kedaulatan rakyat untuk keadilan dan kemanusiaan,” kata Sobri Lubis membuka pembacaan petisi.
Yusuf Martak menambahkan petisi tersebut akan diserahkan kepada hakim MK. Ia berharap, dengan petisi ini, MK bisa memutuskan hasil sidang sengketa Pilpres 2019 tanpa tekanan.
“Ini hanya petisi yang diserahkan kepada hakim. Insyaallah akan menggugah hati hakim agar tidak ada terpengaruh dari luar dalam hal memutus keputusan nantinya,” kata Yusuf Martak.
Petisi Kedaulatan Rakyat untuk Keadilan dan Kemanusiaan itu antara lain menyoroti Kriminalisasi dan makarisasi habaib dan ulama serta aktivis juga pembubaran dan terorisasi ormas Islam
Begitu juga adanya pembiaran penodaan terhadap agama, bahkan perlindungan dan pembelaan terhadap penoda agama serta pembiaran gerakan liberal, neo-PKI, LGBT, Ahmadiyah & Syi’ah Rofidhoh, serta aneka aliran sesat dan berbagai kemunkaran sehingga merajalela di seantero negeri.
Karenanya para habaib, ulama dan aktivis serta tokoh berbagai ormas Islam mau pun kebangsaan mengecam keras segala bentuk kecurangan dan kezaliman yang telah meruntuhkan sendi-sendi keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mereka juga menolak segala bentuk putusan hukum yang menjustifikasi kecurangan dan kezaliman, karena tidak sesuai dengan ajaran agama apa pun dan juga bertentangan dengan amanat konstitusi NKRI yang berdasarkan Pancasila & UUD 1945. (POL/DC)







