Medan, POL | Program kreatif menangani limbah pasar digagas Dirut PD Pasar Medan Rusdi Sinuraya dengan membuka unit bank sampah agar limbah pasar yang terdiri dari sampah organik dan non organik tidak terbuang sia-sia dan bisa dimanfaatkan karyawan kebersihan maupun pedagang untuk menambah penghasilan dari limbah pasar.
“Hanya dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non organik, ternyata sampah masih bisa dimanfaatkan menjadi produk daur ulang yang bisa menambah penghasilan,” kata Rusdi Sinuraya saat Soft Lounching unit bank sampah PD Pasar di Pasar Bakti Jalan AR Hakim Medan, Jumat (13/12/2019).
Bank sampah bukan hal baru. Namun tak banyak pasar tradisional yang memiliki unit bank sampah untuk menjadi bagian dari penanganan masalah limbah, seperti yang dilakukan PD Pasar. Transaksi perdana dilakukan 10 orang nasabah Bank Sampah Pasar Bakti yang merupakan petugas kebersihan pasar dan pedagang.
“Mereka menyetorkan sampah non organik, ditimbang kemudian uang hasil penjualan sampah disimpan dalam tabungan khusus yang kita siapkan,” kata Ketua Unit Bank Sampah PD Pasar Medan Maimuddin Rangkuti.
Menurut Maimuddin, untuk sementara Bank Sampah PD Pasar Medan masih menerina sampah non organik. Sampah yang disetor nasabah selanjutnya akan disetorkan ke pengepul dan pabrik daur ulang. “Selain itu, kita juga memanfaatkan limbah botol plastik untuk kemasan diterjen produksi Bank Sampah PD Pasar,” katanya.
Ditambahkan Maimuddin, bank sampah sementara baru terpusat di Pasar Bakti. Kedepannya menerima limbah pasar dari pasar lainnya yang ada di Kota Medan.
Dirut PD Pasar Medan Rusdi Sinuraya menjelaskan, gagasan membuka unit bank sampah lebih didasari oleh keinginan memecahkan masalah lingkungan yang terkait dengan limbah pasar. “Di lain sisi kita ingin memberi nilai tambah agar bagaimana pegawai dan pedagang bisa meningkatkan penghasilan halal dari sampah. Solusinya adalah bank sampah mengingat pasar tiap hari memproduksi limbah sampah yang cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai produk daur ulang, kompos atau pakan ternak,”ujarnya.
Rusdi menambahkan, bank sampah bagian dari penjabaran konsep 3R (reduce, reuse dan recycle) penanganan masalah lingkungan perkotaan, khususnya lingkungan pasar yang diterapkannya. “Sementara ini bank sampah baru menerima sampah non organik, ke depan kita mengelola sampah organik yang sedang dipersiapkan sarana penunjangnya di pasar induk,” tukasnya. (POL/W)