Medan, POL | Ribuan massa menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Sumut, Senin (10/2/2020), menolak pemusnahan babi di Sumatera Utara.
Aksi massa yang bertajuk Gerakan #SAVEBABI merupakan bentuk penolakan massa terkait isu pemusnahan babi di Sumatera Utara akibat wabah African Swine Fever (ASF) yang terjadi di Sumatera Utara.
Unjuk rasa dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Sesampainya di depan Gedung DPRD Sumut, massa yang mengenakan baju putih dan syal merah serta ulos ini langsung berorasi serta meneriakkan yel-yel. Mereka menentang isu yang berembus belakangan ini terkait pemusnahan babi di Sumatera Utara.
Seperti biasanya unjuk rasa, dalam aksinya massa membawa sejumlah atribut dan spanduk menolak rencana pemusnahan babi di Sumatera Utara.
“Save babi, save babi,” teriak massa dengan semangat.
Pimpinan aksi Boasa Simanjuntak dari atas mobil komando menyebutkan berulang kali bahwa babi merupakan sumber perekonomian mereka. “Karena kalau babi dimusnahkan berarti sudah menghilangkan budaya Batak,” ujarnya.
Boasa menegaskan, sejak lahir sampai mati babi jadi budaya di tanah Batak. “Kami makan dari babi. Anak kami kuliah dari babi. Save babi, save babi,” teriak Boasa.
Dalam aksi tersebut, mereka juga mendapat pengawalan dari pihak kepolisian
Pada unjuk rasa tersebut, Ketua Komisi B DPRD Sumatera Utara Viktor Silaen yang menemui massa menegaskan, bahwa wacana pemusnahan babi di Sumatera Utara tidak benar.
“Sebetulnya bukan pemusnahan. Tapi yang sudah terkena harus dimatikan supaya jangan menular. Beda dimusnahkan, beda dimatikan untuk mencegah pemusnahan,” ucap Viktor Silaen.
Usai mendengarkan keterangan Viktor massa yang mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian mulai membubarkan diri sekitar pukul 12.30 WIB. (POL)







