Medan, POL | Sebanyak 9 mahasiswi Universitas Darma Agung (UDA) mengaku dipaksa keluar dari asrama milik Yayasan Perguruan Darma Agung (YPDA), pada Kamis (15/5/2025).
Kepada awak media, Kamis (15/5/2025) malam, para mahasiswa itu mengaku diusir oleh LS yang mengaku ‘suruhan’ dari pihak YPDA kubu Richard Elyas Pardede yang diketuai Hana Nelsri Kaban.
Akibat pengusiran secara paksa itu, kesembilan mahasiswa yang merupakan mahasiswi dari keluarga kurang mampu kebingungan untuk mencari tempat tinggal sementara. Selama ini mereka tinggal di asrama digratiskan oleh pihak YPDA yang diketuai Partahi Siregar (yayasan lama).
Sambil berlinang air mata, salah seorang mahasiswi tingkat akhir yang turut diusir menceritakan kalau pengusiran oleh beberapa orang suruhan yayasan versi Richard Elyas Pardede seperti tidak memiliki etika.
Parahnya, katanya, beberapa orang suruhan yang dikomandoi LS dan YS yang mengaku sebagai Wakil Rektor 2 UDA dilakukan saat para mahasiswa yang tinggal di asrama tengah kondisi santai usai bangun tidur.
“Mereka (YS dkk) masuk main terobos aja bang. Padahal saat itu sebagian mahasiswi tengah menggunakan pakaian seadanya dengan hanya memakai kaos oblong dan celana dalam,” keluhnya.
Direkam Video Pakaian Minim
Sontak, katanya, karena mereka main terobos masuk ke kamar, beberapa mahasiswi yang masih menggunakan pakaian seadanya tersebut kaget.
“Dan si YS yang mengaku Wakil Rektor 2 itu sempat kepergok kami berusaha memvideokan teman kami yang hanya pakai pakaian minim itu bang,” katanya lagi.
Merasa ketakutan, katanya, mahasiswi yang diduga sempat divideokan itupun terus menangis dan trauma.
“Sampai sekarang masih ketakutan dia bang. Dia takut kalau videonya disebar,” katanya sambil terlihat sesekali menyeka air matanya.
Disinggung alasan kenapa LS mengusir mereka yang tinggal di asrama?
Perempuan bertubuh mungil ini bilang alasan mereka karena para mahasiswa yang tinggal di asrama tidak mengikuti perintah untuk menghadiri rapat.
Tindakan pengusiran dan pengancaman terhadap mahasiswi perantau itu bukan kali ini saja terjadi.
Beberapa waktu lalu,katanya, LS juga pernah mengancam para penghuni asrama jika tidak membayar uang asrama sebesar Rp. 250 ribu per bulan, padahal sebelumnya mereka digratiskan menginap di sana.
“Kejam kali mereka itu bang, kami anak rantau kuliah sambil kerja di UDA. Tapi yayasan di bawah pimpinan ibu Hana itu seperti gak punya hati, tega kali mengusir kami anak-anak yang kurang mampu ini,” pungkasnya.
Kondisi pengusiran terhadap 9 mahasiswi dari asrama milik yayasan keluarga besar TD Pardede itu merupakan salah satu dampak memanasnya konflik internal akibat terjadinya dualisme di YPDA setelah pada Februari 2025 lalu, Richard Elyas Pardede membuat akte baru terkait kepengurusan yayasan.
Dalam akte 02 tahun 2025 itu, anak dari almarhum Hisar Pardede itu pun mengangkat Hana Nelsri Kaban sebagai Ketua YPDA.
Sementara semestinya hingga 2027 mendatang YPDA masih dipegang oleh Partahi Siregar yang mengacu pada akte 12 tahun 2022.
Partahi Siregar merupakan anak dari almarhumah Sariati Pardede yang merupakan putri tertua dari almarhum DR TD Pardede. (MB)