Medan, POL | Direktur Utama PD Pasar Rusdi Sinuraya memantau kegiatan ‘Jumat Bersih’ di Pasar Kwala Bekala Medan, Jumat (6/12/2019). Kegiatan setiap jumat ini merupakan bentuk komitmen orang nomor satu di PD Pasar itu dalam upaya menciptakan pasar rumah pedagang.
“Kagiatan Jumat bersih ini terus dilakukan bergiliran di pasar tradisional yang kita kelola agar bersih dan nyaman bagi pedagang maupun pembeli,” kata Rusdi Sinuraya di sela kegiatan.
Pada aksi “bersihi-bersih” tersebut, Rusdi Sinuraya didampingi Kepala cabang II PD Pasar Jalil serta Kepala Pasar Kuala Bekala dan staf kebersihan langsung memoinitoring sekaligus memberikan arahan agar pasar sebagai tempat berjualan betul-betul menjadi Rumah bagi pedagang.
Kali ini, kegiatan rutin yang dilakukan untuk penataan pasar itu antara lain dengan membersihkan parit agar saluran air lancar, membersihkan koridor serta membongkar beberapa lapak pedagang yang berdiri di atas parit dan terlihat kumuh.
“Program Jumat bersih ini terus kita gelorakan agar betul-betul tercipta Pasar Rumah Pedagang,” katanya.
Menurut Rusdi, Pasar rumah pedagang itu maknanya ada dua yakni secara internal bahwa bagaimana manajemen mengelola pasar . Jadi pasar itu betul- betul dikelola menjadi milik kita, yaitu rumah kita. Rumah bagi pedagang, rumah bagi pengelola.
“Karenanya, harus kita jadikan macam rumah sendiri, kitalah yang harus mengurus rumah tersebut. diurus kamar mandinya, dapurnya begitu juga ruang tamu dan kamar tidurnya. Tentu kita ingin merasakan tenang di rumah kita, makanya supaya ini bersih ,mari kita sama sama mengurusnya,” bebernya lagi.
Ia mengatakan, yang bertanggung jawab di sini adalah pedagang dan pengelolanya yakni PD Pasar begitu juga pihak pihak terkait seperti jaga malam dan pengelola kamar mandi. “Ini yang harus kita sinergikan dulu, sama sama kita satukan persepsinya supaya bersama sama kita jadikan pasar rumah pedagang, itu internal,” katanya.
Secara eksternal, sambung Rusdi, bagaimana mencerminkan pasar rumah pedagang. Pengelola tidak ingin pasar dihuni oleh para investor atau pedagang pedagag berdasi yang membeli pasar tapi tidak dipakainya namun disewa-sewakannya, sementara pedagang tidak bisa karena sewanya mahal.
“Sehingga peadagang itu, namanya pedagang, butuh hidup dan bekal hidup, berusaha menjual karena hanya itu yang dia tahu. Maka berjualanlah ia di kaki lima dan tempat tempat lain sementara kalau menyewa tempat di gedung tidak mampu, makanya pasar pasar yang kosong itu akan kita tarik dan berikan kepada pedagang,” paparnya .
Rusdi menambahkan, semua itu dilakukan untuk menjadikan pasar itu tempatnya pedagang. Pasar itulah rumahnya,karena memang di pasar itulah rumahnya pedagang. Apalagi saat ini dari 53 pasar yang dikelola PD Pasar, tingkat okupansinya hanya 65 persen, 35 persen lagi kosong.
“Jadi sebenarnya ada tempat berjualan itu, kenapa ada pedagang kali lima itu karena berjualan ke dalam tidak ada tempat, mau menyewa tidak bisa karena mahal. Ini yang kita upayakan agar terwujud pasar Rumah pedagang,” sebut Rusdi Sinuraya. (POL/rel)







