Medan, POL | Universitas Negeri Medan menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun Akademik 2023/2024 bagi 8.555 mahasiswa baru di Gedung Serbaguna kampus tersebut, pada 15-16 Agustus 2023.
“Mahasiswa baru ini adalah peserta ujian yang diterima melalui seleksi ketat dari tiga jalur, yakni SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi), SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes), dan Seleksi Mandiri,” kata Rektor Unimed Prof Dr Syamsul Gultom MKes ketika membuka acara itu, Selasa (15/8/2023).
Syamsul Gultom menuturkan, pengenalan kehidupan kampus merupakan sarana untuk memperkenalkan dan mempersiapkan mahasiswa baru dalam proses transisi menjadi mahasiswa dewasa dan mandiri.
Menurutnya, kegiatan itu juga dapat mempercepat proses adaptasi mahasiswa dengan lingkungan yang baru, dan memberikan bekal untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Syamsul Gultom pun mengingatkan mahasiswa baru untuk mengubah mindsetnya.
“Di awal masa studi ini, hal penting yang harus dilakukan adalah mengubah mindset bahwa Saudara saat ini bukan lagi siswa, namun sudah melangkah menjadi mahasiswa,” ujarnya.
Dikatakannya, mahasiswa yang sukses adalah seseorang yang mampu menyinergikan segala potensi diri untuk meraih prestasi akademik, pribadi mulia.
Hal itu, menurutnya, dapat dilakukan dengan kekuatan akhlak dan budi pekerti yang dapat menjadi modal untuk berkiprah, berkarya dan meniti karir.
“Semua itu guna meraih cita-cita dan masa depan yang membanggakan diri dan keluarga,” ucapnya.
Syamsul Gultom menuturkan, secara umum tujuan dari kegiatan PKKMB ini untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa baru agar cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus.
Sedangkan secara khusus PKKMB ini dilakukan untuk membentuk karakter mahasiswa yang mengedepankan sikap sebagai intelektual, kedewasaan dalam bertutur kata dan bertindak.
Kegiatan ini juga membentuk mahasiswa yang antikekerasan seksual, antiperundungan, antinarkoba, antikorupsi, berbudaya, bermartabat, dan inspiratif.
PKKMB, sebut Prof Syamsul, intinya memperkenalkan sistem pembelajaran dan kehidupan civitas akademika. Kemudian, memperkenalkan hak dan kewajiban sebagai mahasiswa, sebagai insan pradewasa, bagi diri dan lingkungan sekitar.
Kegiatan diperuntukkan bagi mahasiswa baru ini juga untuk memperkenalkan pentingnya aspek keselamatan, dan menjaga kesehatan lingkungan kampus.
Ia berharap, melalui kegiatan itu mahasiswa baru dapat mengetahui kiat sukses belajar dan mengembangkan diri, minat dan bakat di perguruan tinggi.
“Tentunya itu dilakukan melalui konsepsi dan praktik Merdeka Belajar Kampus Merdeka, berorganisasi, dan berprestasi,” ujarnya.
Ia mengatakan, program pemerintah melalui Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, gencar menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, jelasnya, Unimed telah mengambil kebijakan dalam mengimplementasikan Merdeka Belajar dalam kurikulum. Itu dimulai pada 2021.
Dijelaskannya, mahasiswa baru Unimed akan diberi pilihan untuk kuliah tiga semester di luar program studinya.
Pertama, belajar satu semester pada program studi lain pada kampus yang sama. Kedua, belajar satu semester dalam program studi yang sama pada kampus yang berbeda.
Sedangkan ketiga, belajar satu semester pada lembaga non perguruan tinggi, seperti BUMN, perusahaan-perusahaan, dunia industri dan dunia kerja lainnya.
Menurutnya, kebijakan pemerintah ini memiliki tujuan baik agar lulusan perguruan tinggi memiliki kesiapan diri secara matang, baik keilmuan dan skill yang dibutuhkan dunia kerja.
Dengan demikian, sebutnya, setelah mahasiswa lulus, peluang kerja di berbagai bidang akan terbuka luas.
Pada kesempatan itu, Syamsul Gultom juga menyampaikan, Unimed memiliki 82 program studi, di antaranya terdapat satu prodi D3, 54 prodi S1/D4, dua prodi Profesi, 19 prodi S2 dan enam Prodi S3.
Dari 82 prodi yang kita miliki, sudah 60,96 persen atau 50 prodi telah terakreditasi A dan Unggul.
Sementara 27 prodi atau 32,92 persen terakreditasi B, Baik Sekali, dan Baik. Sedangkan lima prodi atau 6,09 persen masih prodi baru yang sedang menunggu proses akreditasi. (gudmen)