Parapat, POL | Pembagian Kios Pekan Tigaraja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun menuai pro kontra antara sesama pedagang. Beberapa oknum pedagang disebut mendapat dua hingga enam kios per orang.
Namun, sebagian lainnya tidak dapat jatah. Para pedagang yang tidak mendapat jatah kios pun menduga bahwa pembagian kios Pekan Tigaraja sarat nepotisme dan kolusi. Salah seorang pedagang yang merasakan hal itu adalah Boru Sirait.
Disambangi di Pekan Tigaraja, Senin(22/7/2019), perempuan 45 tahun itu mengatakan, pembagian kios kurang merata disebabkan kurang ketegasan dari pihak pengelola pasar.
“Yang terjadi di lapangan, pedagang bisa menentukan lokasi kiosnya, sementara pengelola pasar hanya tinggal mengesahkan. Kalau kami yang berjualan ini kan, meski kiosnya sudah lebar masih tetap minta tambah,” katanya.
“Yang kami sayangkan, kenapa pihak pengelola tidak langsung menbagi kios sesuai daftar dan aturan, jadi tak terjadi sarat Novotisme dan kekuatan uang, ada disini pedagang dapat enam jatah kios,” imbuh Boru Sirait.
Terpisah, Lurah Tigaraja, Darma Donni F Silalahi mengatakan pihak kecamatan merupakan pengelola pasar dan pengutip retribusi. Sedangkan dari keluraha tim pengawas.
“Sebenarnya pasar ini aset Dinas Perindag, mereka harusnya hadir dalam pembagian kios ini. Data pedagang ada sama mereka, kalau pihak kecamatan hanya sebagai pengelola dan kelurahan mengawasi dengan dasar karena wilayah,” jelasnya.
“Jadi kalau ada riak-riak sebagian dapat kios banyak, itu benar karena mereka juga bayar retribusi secara rutin,” lanjut Lurah Darma.
Amatan di lokasi, sebagian pedagang mendirikan besi dengan atap tenda atau seng di lorong pasar. Akhirnya lokasi pasar pun terlihat kumuh.(MDU)
