Asahan, POL | Salah satu keluarga miskin berdampak Covid-19, di Dusun VII Desa Aek Loba AFD I, Kecamatan Aek Kuasan, Kabupeten Asahan diduga tidak mendapat bantuan apapun terutama Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 600.000 per-bulan selama tiga bulan.
Isnun (70) didampingi istrinya Kasinem saat ditemui wartawan di rumah, Selasa (12/5/2020) mengatakan, sejak munculnya wabah virus corona pekerjaannya mocok bongkar pasang tratak terhenti dan tidak ada pekerjaan lain, namun ia tidak mendapat bantuan. Padahal bantuan sosial (bansos) tersebut diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdampak pandemi virus corona yang disalurkan melalui PT Pos. Masing-masing kepala keluarga (KK)
Tanpa malu Isnun mengatakan dirinya memang benar-benar orang yang tidak mampu dan sangat berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah guna meringankan beban hidupnya. Apalagi selain menghidupi seorang istri dia juga menanggung kelangsungan hidup adik iparnya Poniyem alias Lemper (63 tahun) yang menderita lumpuh sejak lahir.
“Sebelum ada covid kerja saya mocok bongkar pasang tratak, tapi sejak itu sampai sekarang tidak kerja lagi,” kata Isnun.
Hal itu diperkuat dengan pengakuan istrinya Kasinem, sejak ada larangan orang mengadakan pesta hajatan dikarenakan pandemi virus corona suaminya kesulitan mencari nafkah, sehingga kelangsungan hidupnya benar-benar sulit.
“Ia apalagi kami menanggung hidup seorang adik yang lumpuh tidak dapat berbuat apa-apa sejak lahir 63 tahun yang laluh.” ungkap Kasinem.
Sementara itu Kepala Dusun VI Desa Aek Loba AFD I Enti yang dikonfirmasi awak media melalui telpon seluler, Selasa (13/5/2020) menampik kalau Isman tidak pernah mendapat bantuan.
“Kalau bantuan (Isnun, red) pernah dapat dari Basnas Rp 500.000 tahun lalu, tapi kalau BLT maupun PKH memang belum pernah,” terang Enti.
Menurut Enti, masyarakat Dusun VI Desa Aek Loba AFD I yang didata untuk mendapat BLT Rp 600.000 per-bulan selama 3 bulan jumlahnya sekitar enam puluhan orang, namun yang terealisasi diperkirakan sekitar empat puluhan orang.
“Tidak tau pak Isnun mendapat atau tidak karena dananya belum turun. Kalau enggak dapat kita masukkan data bantuan lainnya,” ucap Entri.
Kadus Entri mengatakan, dirinya telah mendata semua warga yang kurang mampu berdampak covid 19 untuk mendapat bantuan dari pemerintah termasuk Isnun yang masih satu KK dengan adiknya yang menderita cacat fisik itu.
“Tidak pun dapat dari pemerintah kabupaten, saya usahakan mendapatkan bantuan dari pemerintah desa. Tapi kalau bantuan dampak covid belum ada yang turun,” cetusnya.
Sementara itu informasi yang himpun Perjuanganonline, bantuan sosial yang diberikan kepada penerima BLT Rp 600.O00 perbulan selama tiga bulan dinilai tidak tepat sasaran, diduga selain tidak transparansinya pendataan dan pemberitahuan nya secara diam-diam tanpa diumumkan secara transparan. Karena banyak warga yang mampu atau tidak berdampak Vovid-19 mendapat, tapi warga tidak mampu maupun berdapak covid tidak mendapat. Hal tersebut hampir terjadi hampir disemua desa di wilayah Kabupaten Asahan. (POL/PAI)







