Siantar, POL | Puluhan massa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Siantar – Simalungun, unjuk rasa, di depan kantor DPRD dan Wali Kota Siantar, Senin (6/7/2020). May Lhuter Sinaga, selaku koordinator aksi mengatakan, mereka sangat kecewa karena tidak adanya perwakilan DPRD yang menemui mereka dan satu DPRD pun tidak ada yang hadir.
Sehingga mereka melakukan aksi tabur bunga yang menandakan DPRD Siantar, selaku wakil rakyat sudah mati. “Kita sangat menyayangkan tindakan anggota DPRD kota Siantar. Apakah hari Senin, merupakan hari merah, buat mereka? Sehingga tidak ada satupun yang hadir. Untuk itu, kita melakukan tabur bunga yang menandakan, bahwa DPRD Siantar sudah mati,” ujarnya saat orasi.
Selanjutnya, mereka aksi ke balai kota Siantar untuk bertemu dengan ketua GTPP Siantar, yaitu, Wali Kota Siantar, Hefriansyah. Namun tetap juga tidak bertemu dan jurubicara GTPP Siantar, juga tidk ada di posko.
Kordinator aksi pun geram karena mereka sudah menunggu sekian lama. May Lhuter, beserta massa, juga melakukan tabur bunga yang menandakan, bahwa GTPP Covid – 19 sudah mati.
“Kita minta kepada Wali Kota Siantar, Hefriansyah, jangan di luar sana melakukan pencitraan saja dan berharap bisa dipilih masyarakat lagi. Dan jangan hanya lewat media sosial saja, menyampaikan ada pasien corona yang bertambah,” ujarnya.
Masih kata May Lhuter, tidak cukup hanya membagi-bagikan sembako. Dan mengubahnya dari bentuk sembako ke uang, katanya.
“Kita datang kemari untuk berdiskusi dan kita siap membantu GTPP Covid – 19 Siantar. Tapi apa yang kami dapat, tidak ada penghuni posko ini. Kalau melalui sosial media saja kalian melakukan pencitraan, buat apa. Toh sampai hari ini, Siantar masih zona merah dan setiap harinya bertambah yang positif,”ujarnya, sembari mengatakan, “jangan kalian buat ini permainan untuk bisa mengeluarkan anggaran”.(HN)