Tapanuli Selatan, POL | Sedih melihat penderitaan warga Luat Harangan, seperti Ampolu, Tapus dan Sabungan, kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Pasalnya, semua problem yang mereka hadapi selalu berawal dari kondisi jalan kabupaten di kawasan itu yang terkesan tidak pernah menjadi perhatian pemerintah.
Problem kemiskinan yang diakibatkan warga akibat tidak didukung sarana infrastruktur jalan kabupaten yang tidak layak menjadi penopang ekonomi telah membuat putra-putri bangsa, dalam hal ini lulusan Sekolah Dasar (SD) Negeri dari Ampolu, Tapus dan Sabungan sangat merasa kesulitan untuk melanjutkan study mereka ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menanggapi hal itu, tokoh masyarakat Luat Harangan, Khoiruddin Harahap, S. Pd ketika berbicara dengan POL melalui sambungan telephon genggam, Jum’at (23/10/2020) mengatakan, ternyata jarak Ampolu,Tapus dan Sabungan ke Pangaribuan hanya antara tiga sampai 3,5 kilometer. Berarti sangat dekat untuk diangkut kendaraan roda dua, tetapi karena jalan rusak parah dan nyaris tidak pernah diperbaiki pemerintah, mereka terpaksa memilih kos, yakni ke pesantren yang asramanya sudah tersedia, sehingga biaya lebih hemat.
“Kalau sarana jalan layak untuk dilintasi, banyak dari mereka yang memilih ke Pangaribuan mereka sekolah ke SMP Negeri 7 Pangaribuan, tidak perlu kos, dengan begitu biayapun jauh lebih ringan,” kata aktifis peduli pendidikan yang turut prihatin melihat persoalan pelik yang dihadapi para famili dekatnya di Luat Harangan.
Dikatakan, warga Luat Harangan sudah lama berjuang untuk mendapatkan keadilan dari pemerintah berupa pengalokasian anggaran keuangan pembangunan total jalan kabupaten baik menuju Luat Harangan dari Bunga Bondar maupun di dalam kawasan pemukiman warga tersebut.
“Problem itu berawal dari kondisi jalan antar desa di Luat Harangan, hampir semuanya bermasalah. Pasalnya, itu jika berbicara secara komprehenship terkait Luat Harangan, satu-satunya SMP berstatus Negeri hanya ada di Desa Pangaribuan, yakni SMP N 7. Harusnya semua lulusan SD N yang ada di Luat Harangan itu melanjut ke SMP 7 Pangaribuan, tetapi karena kerusakan badan jalan dari Barnangkoling ke Pangaribuan sangat parah, maka mereka terpaksa lari ke SMP N Tabusira dan karena jalan dari Dusun Hasahatan ke Pangaribuan sangat parah,” kata Khoiruddin, penduduk Dusun Sialang desa Pangaribuan itu.
Menurutnya, latarbelakang itu yang membuat lulusan SDN Hasahatan dan sekitarnya justru memilih menjadi peserta didik di SMP N Bungabondar. Itu artinya kalau jalan di Luat Harangan tidak ada kecuali, semuanya dalam kondisi rusak berat dan tidak ada perhatian serius dari pemerintah.
Kini, sudah 75 tahun Republik Indonesia (RI) Merdeka, kondisi kehidupan 2050 jiwa penduduk desa Dolok Sordang Julu bersama dusun Janji Lobi dan dusun Hasahatan Dolok serta paling ujung desa Pangaribuan bersama dusun Gadu, desa Pargarutan dan desa Panaungan, kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Provinsi Sumatera Utara atau Sumut masih saja memprihatinkan.
Artinya, sektor perhubungan darat, dalam hal ini jalan kabupaten yang terkesan diabaikan pemerintah telah berdampak terhadap sendi-sendi kehidupan warga di Luat Harangan, mulai dari sektor ekonomi yang tidak membaik akibat aktifitas ekonomi masyarakat yang terganggu kondisi jalan yang tidak layak sampai sektor pendidikan yang juga sangat tidak menguntungkan. (POL/balyan kn)







