Tapanuli Selatan, POL | Jalan kabupaten yang menjadi sarana vital di Luat Harangan, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Provinsi Sumatera Utara atau Sumut tidak layak. Kondisi itu telah memicu perekonomian masyarakat di kawasan itu morat-marit tanpa perhatian pemerintah.
Padahal perbaikan jalan merupakan hal yang sangat penting dan urgen. Lihat jalan ke Pargarutan, jalan menuju Barnangkoling, ke Liang dan sejumlah desa lainnya. Kondisinya hancur-hancuran, jangankan roda empat dan seterusnya, kenderaan roda dua saja tidak mampu melintasi badan jalan yang hancur-hancuran itu.
Menanggapi hal tersebut, Khairul Efendi Simamora, S. Pd.i, warga kelahiran Sialang, desa Pangaribuan (Luat Harangan) saat memberikan keterangan kepada POL via telephon, Senin (12/10/2020) malam mengatakan, dia sendiri sudah berumur 30 tahun, hingga saat ini belum pernah melihat jalan ke kawasan desa tempat dia dilahirkan, yakni Pangaribuan dan sekitarnya ada perbaikan yang didanai anggaran Tapsel.
“Melihat kondisi ekonomi warga Luat Harangan menjadi bukti tidak adanya perhatian pemerintah kabupaten Tapsel terhadap Luat Harangan. Saya melihat, banyak anak-anak bangsa di Luat Harangan mengalami yang putus sekolah diakibatkan persoalan ekonomi. Aktifitas ekonomi hampir tidak membuahkan hasil guna mewujudkan kesejahteraan warga hingga saat ini,” katanya.
Menurutnya, komoditi pertanian dan perkebunan justru banyak dihasilkan Luat Harangan. Bahkan tidak kalah jika dibandingkan dengan daerah yang lain. Berton-ton kopi, coklat, karet, kemiri, kulit manis hampir setiap minggu dipasarkan di Sipirok, namun akibat kondisi jalan memaksa warga menjualnya dengan harga yang murah dan tidak menguntungkan.
“Tidak ada gunanya kami ikut memilih di pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun pemilihan Bupat/ Wakil Bupati yang sudah di ambang pintu jika pemkab Tapsel tidak butuh warga Luat Harangan. Stop mengumbar janji yang tidak pernah dipenuhi kepala daerah di Tapsel,” kata pembina DPP IMA TAPSEL (Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Tapanuli Selatan) itu.
Ditambahkan Khairul, tidak ada logika dan alasan pemerintah berlaku abai terhadap Luat Harangan hingga di usia 75 tahun Republik Indonesia (RI) merdeka ini. Kecamatan Marancar sudah jalan hotmix, di Luat Harangan justru dominan jalan tanah dan onderlag.
“Setiap pulang kampung dan melintasi jalan ke Luat Harangan air mata saya selalu menetes saat melihat kondisi jalan yang tidak layak lagi dilewati kenderaan itu. Sungguh orang yang tidak berhati nurani saja pemimpin yang abai memperhatikan warganya di Luat Harangan, bahkan berlama-lama pembiaran itu dilakukan,” kata Khairul sedih.
Khairul meminta, peserta pemilu kepala daerah yang saat ini bersiap bertarung untuk pemilihan kepala daerah Desember mendatang untuk tidak datang lagi ke Luat Harangan hanya untuk jualan janji yang pada akhirnya hanya bohong dan hoax. “Sebagai warga Luat Harangan, kami sydah korban janji bohong dan hoax pada pemilihan umum kepala daerah Tapsel pada tahun 2010 yang lalu,”katanya dengan tegas. (POL/balyan kn)