Padanglawas, POL | Ketua Koordinator Instruktur Pendidikan Kader Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Wilayah Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Sanusi Aljumhury, S. Ag mengatakan, Islam moderat itu adalah Islam Ahlussunah Wal Jamaah dan Ahlusdunnah Wal Jamaah itu adalah NU. Memang banyak organisasi atau lembaga yang mengaku berfaham Ahlussunnah Wal Jamaah.
“Tetapi perlu diketahui bahwa organisasi masyarakat (ormasy) yang benar-benar lahir untuk membentengi faham Ahlussunnah Wal Jamaah satu-satunya yang ada adalah NU,” kata H. Ahmad Sanusi Aljumhury ketika menjadi pemateri dari undur aktifis ’98 pada Dialog Interaktif sehari yang digelar Penggerak Muda Nahdlatul Ulama (PMNU) Kabupaten Padanglawas bekerjasama dengan Dewan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya (DEMA STAI BR) Sibuhuan, Sabtu (28/11/2020).
Ustad yang kini dipercaya sebagai Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Palas itu lebih jauh mengatakan, berbagai negara Islam di dunia khususnya di Timur Tengah mayoritas penganut Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja), tetapi karena Aswajanya tidak ada yang membentengi seperti NU di Indonesia, akhirnya mereka hancur, seperti Suriyah, Libya, Tunisia dan Yaman.
Nah di Indonesia karena Aswaja dibentengi NU, bahkan alasan utama lahir dan berdirinya NU adalah dengan tujuan untuk menjadi benteng Islam Ahlusunnah wal jama’ah. Hal ini terlihat dengan jelas dari logonya.
Selanjutnya, Sanusi yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Jumhuriyah Ujungbatu Sosa itu mengatakan, kemudian, Islam moderat atau Islam Aswaja diyakini sebagai satu-satunya pilihan terbaik (alternatif) dalam membangun peradaban masa depan. Ini jelas sekali, karena Islam yang beraliran keras atau ekstrim pasti tidak akan diterima seluruh umat manusia yang sarat dengan keberagaman. Terbukti sudah banyaknya negara yang hancur karena prilaku kekerasan dan terorisme.
Ustad Sanusi berpendapat, Indonesia sebagai negara besar yang mayoritas penduduknya beragama Islam sampai hari ini masih relatif aman dan terkendali. Itu karena adanya NU yang menjaga tetap tegaknya Islam Aswaja di bumi Nusantara.
Ketua Umum PMNU Palas, Hamdan pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada Presiden Mahasiswa (Presma Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Ikhsan Muliadi Hasibuan dan Wakilnya Rizky Hamdani Hasibuan karena turut berhadir pada acara Dialog Interaktif yang digelar PMNU Palas bersama DEMA STAI-BR Sibuhuan ini.
“Komitmen awal perencanaan dialog ini karena DEMA STAI-BR adalah tuan rumah dan menyatakan siap menyambut PMNU agar bisa bekerjasama dalam pelaksanaan acara tersebut. Untuk itu Ketua Umum PMNU Palas sangat berterimakasih dan mengucapkan semoga tetap bisa bergandengan tangan dalam setiap acara-acara positif yang bisa membangun pola pikir anak bangsa sebagai regenerasi pemimpin negeri bahkan dunia dan urusan umat,” tegas Hamdan.
Presma STAI-BR Sibuhuan, Arifin Bakti Harahap pada kesempatan itu juga mengucapkan terimakasih dan memberikan suport atas kerjasama dengan PMNU Palas, karena selain kegiatan ini merupakan kegiatan positif untuk pemuda bangsa yang terlaksana maka ini juga termasuk bentuk silaturrahim Mahasiswa STAI-BR Sibuhuan, STKIP Padanglawas dan kader PMNU Palas.
“Dengan acara ini, kalangan mahasiswa sudah duduk bersama dan dengan kehadiran lima Narasumber yang dihadirkan Panitia Pelaksana Dialog Interaktif yang dilaksanakan hari ini. Ini berarti merupakan nilai plus tersendiri bagi Reski Khoiriah yang menjadi Ketua Panitia. Sungguh ini merupakan catatan sejarah bagi DEMA STAI-BR bersama PMNU Palas. Dan seperti cita cita PMNU Palas, Hamdan, yang pernah mencetuskan, jika bung karno 10 pemuda siap guncang dunia, maka PMNU dengan sembilan pemudanya siap Aswajakan kabupaten Padanglawas,” katanya.
Arifin Bakti berharap, semoga semangat jiwa kader PMNU Palas untuk berjuang terus dengan semangat dan selalu diberkahi dan dimudahkan Allah jalan dalam aktifitas Gerakan PMNU Palas. “Dan tentunya kita berharap juga semoga cita cita PMNU Palas bisa tercapai,” demikian Arifin Bakti.
Ketua Panitia Reski Khoiriah pada kesempatan itu melaporkan, peserta Dialog Interaktif tersebut diperkirakan mencapai 100 peserta, namun setelah tiba hari H, peserta acara tersebut tiba-tiba membuludak hingga mencapai 150 peserta. Mereka tergabung dari Mahasiswa STAIBR Sibuhuan dan STKIP Padanglawas.
“Terjadinya jumlah peserta yang meledak tersebut karena memang acara Dialog Interaktif itu bersifat Umum ditujukan kepada mahasiswa yang minat mengikuti acara tersebut. Ini membuktikan tercapainya kesuksesan pelaksanaan acara ini memang tak lepas dari semangat struktural dari seluruh unsur panitia pelaksana,” kata Reski Khoiriah.
Dikatakan, dalam acara ini pihaknya menghadirkan lima narasumber yang sudah mengikuti Pendidikan Instruktur Wilayah (PIW) di Jakarta yaitu Ustad H. Ahmad Sanusi Al jumhury, S. Ag (Aktivis 98), Ustadz Muhammad Yamin Hasibuan, S. Ag (Tokoh Ulama Muda), Mardan Siregar, SH (Aktivis Sosial), Ustadz Kholil Daulay, S.Pd.I (Tokoh Ulama Muda) dan Yunus Husein Harahap, S.Pd dari unsur Aktivis Sosial. (POL/balyan kd)
