Tapanuli Selatan, POL | Luat Harangan, kawasan adalah kawasan enam desa dan delapan Dusun berlokasi di jalan kabupaten jurusan Bungabondar – Gadu – Panaungan, Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Provinsi Sumatera Utara atau Sumut yang dipandang sebelah mata pemerintah kabupaten Tapsel.
Walau Republik Indonesia (RI) Merdeka sudah 75 tahun, warga desa Doloksordang Julu, desa Pangaribuan, desa Panaungan, desa Pargarutan, Barnangkoling dan Doloksordang, dusun Hasahatan, dusun Liang, dusun Sialang, dusun Gadu, dusun Salese, dusun Sihaborgoan, dusun Tapus dan dusun Sabungan ini tidak pernah merasa ikut merdeka.
Namun, desa kelahiran dan tempat tinggal yang terisolir dan tertinggal tidak menjadi penghalang bagi Riska Putri Hadayani Harahap, siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Sipirok di desa Pangaribuan, Kecamatan Sipirok untuk berprestasi.
Meski tertinggal, ternyata Luat Harangan melahirkan peraih juara II OSN Matematika Tingkat kabupaten Tapsel tahun 2019 menjadikan Riska Putri kelahiran Sialang, desa Pangaribuan (Luat Harangan), Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan sehingga digelar menjadi putri terbaik Tapsel.
Kepala SMP Negeri 7 Sipirok, Pangaribuan, Dermawan Siagian, S.Pd saat menyampaikan paparan pada acara pertemuan putra-putri Luat Harangan di perantauan berlangsung di Sipirok, Kamis (08/10/2020) siang, mengatakan, awalnya dia terkejut dengan hasil olimpiade matematika tersebut. Alasannya, dari 49 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang ada di Tapsel, SMP Negeri 7 berhasil juara II, setelah juara I yang diraih Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darul Mursyid Simanosor.
Ibu guru yang sudah menjabat Kepala Sekolah sejak berdirinya SMP Negeri 7 Sipirok, Pangaribuan itu mengatakan, di tengah tenaga guru yang sangat minim, dia bersama Khoiruddin Harahap dan tiga orang guru lainnya berupaya maksimal melaksanakan program kegiatan kesiswaan. Dan kerja keras itu Al-Hamdulillah membuahkan hasil dengan prestasi anak didik SMP Negeri 7 Sipirok menjadi juara II OSN bidang study matematika tingkat Tapsel.
“Banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi, mulai dari tenaga guru yang sangat minim. Ini berawal dari kondisi infrastruktur jalan kabupaten yang nyaris tidak menjadi perhatian serius dari pemerintah kabupaten,” katanya turut prihatin melihat kesulitan putra-putri Luat Harangan yang sangat akrab dengan penderitaan selama ini.
Terkait minimnya tenaga pengajar, Dermawan lebih jauh mengatakan, jumlah tenaga guru hanya lima orang termasuk kepala sekolah. Dari jumlah tenaga guru itu hanya dua orang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), yakni Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, Khoiruddin Harahap, S. Pd. Kelima guru itu terpaksa kerja keras menfidik 80-an siswa yang diasuh di SMP Negeri 7 tersebut.
Menguatkan Dermawan, tokoh masyarakat Luat Harangan, Khoiruddin Harahap yang juga turut menyampaikan keluhan kepada para putra-putri Luat Harangan di perantauan itu mengatakan, problem yang dihadapi masyarakat mulai dari kemiskinan dan ketertinggalan, terbatasnya fasilitas pendidikan dan kurangnya tenaga guru, ditambah dengan masih minimnya sarana kesehatan, itu semua berawal dari kondisi jalan kabupaten baik di dalam kawasan Luat Harangan, terlebih-lebih dari kawasan itu ke Pasar Sipirok, ibukota kecamatan yang notabene sebaga pusat pasar terbesar dan terdekat yang tidak menjadi perhatian serius dari pemerintah.
“Kami sebagai warga yang bermukim di Luat Harangan merasa sangat tersiksa dengan kondisi akses jalan kabupaten yang nyaris tidak pernah ada sentuhan
anggaran pembangunan yang nyata memudahkan kami beraktifitas sehari-hari,” kata Khoiruddin yang dikenal berprofesi sebagai guru di SMP Negeri 7 Sipirok di Pangaribuan itu. (POL/balyan kn).