Tapsel, POL | Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Dolly Pasaribu, SPt MM, berkeyakinan kain tenun khas Tapanuli Selatan (Tapsel), bisa dikenal luas hingga kemanca negara.
“Saya punya tanggungjawab terhadap kelangsungan kehidupan pihak-pihak yang berjuang melestarikan kain tenun kebanggaan kita, masyarakat Tapsel. Namun kita juga mengetahui, bahwa selama pandemi masyarakat diharuskan mengurangi kegiatan berkumpul seperti horja, pesta adat dan lain-lain, ini yang menyebabkan permintaan akan kain tenun menjadi berkurang,” ujar Dolly disela acara penutupan pelatihan desain fashion dan produknya di Gedung Serbaguna, Komplek Perkantoran Bupati Tapsel belum lama ini.
“Melalui pelatihan ini, para desainer, penjahit, bahkan penyedia benang yang khusus, mendapat angin segar. Saling bekerja sama untuk membangkitkan tidak hanya pengrajin kain tenun dan lebih luas dari itu, bisa menjadikan seluruh proses ini menjadi industri garmen dan fesyen.” Kata Dolly.
Dolly menambahkan,Kabupaten Tapsel perna mengikuti perlombaan kain tenun yang bertajuk, “Aku dan Kain” beberapa waktu lalu oleh Dekranasda Provinsi Sumut. Di mana, Dolly melihat betapa cepatnya masyarakat ikut berpartisipasi dalam memasarkan kain tenun sampai ke luar masyarakat Tapsel. Dari beberapa platfor media sosial Dekranasda Provinsi Sumut, animo masyarakat dalam promosi tenun Tapsel luar biasa ketika mengetahui bahwa keindahan, estetika kain tenun khas Tapsel tidak kalah dengan daerah lain.
Dolly mengucapkan terimakasih, kepada Bank Indonesia (BI) Cabang Sibolga dan Dekranasda Tapsel, karena telah sukses menyelenggarakan pelatihan menjahit dan mendesain kain tenun khas Kabupaten Tapsel selama 14 hari hingga selesai.
Pelatihan selama 14 hari dan setelah dihamati, belajar semangat dari peserta menjadikan ini upaya, bangkit di masa sulit. Dolly yakin dari sebuah ide dan desain hingga diubah ke pakaian jadi, maka akan ada pergerakan dari beberapa sektor yang dapat ciptakan kesejahteraan masyarakat karena saling membutuhkan satu dengan alainnya. Sebagai contoh, ada seorang penenun membutuhkan benang, ternyata di Sipirok ada pembudidaya ulat sutera.
“Dan si petani sutera ini juga butuhkan petani murbei yang merupakan makanan dari ulat ini. Dan setelah jadi kain khas Tapsel, juga dibutuhkan untuk menjadikan pakaian, baju dengan desain kontemporer maupun klasik yang bisa dipakai di acara resmi maupun acara non formal lain,” imbuhnya.
“Yang kita undang ini adalah pak Wignyo Rahadi, seorang desainer kenamaan kelas dunia. Rancangan beliau sudah dipakai oleh beberapa orang presiden kita, yakni Presiden SBY sampai Presiden Jokowi, bahkan pernah di pakai mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ketika berkunjung ke Indonesia.” jelasnya.
“Kepada adik-adik ku seluruh peserta pelatihan, kalian sudah menyaksikan kepiawaian pak Wignyo Rahadi dalam membimbing kalian selama 14 hari ini, tanamkan di dalam benak kalian karena kualitas kalian sekarang jauh di atas perancang lokal. Yakinkan di dalam tekad kalian, bahwa kalian adalah desainer nasional bila kalian terus mengasah kemampuan, melahirkan ide dan karya baru ketika rajin bertanya, mengevaluasi karya-karya kalian kepada Mentor-Mentor asuhan pak Wignyo.” ujar Dolly memotivasi.
Kepala Perwakilan BI Cabang Sibolga Aswin Kosotali mengatakan, kegiatan tersebut diadakan sebagai bentuk komitmen pihaknya dalam pengembangan UMKM di Tapsel. Pengembangan UMKM itu juga dalam rangka mendukung tugas pokok BI guna menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
Karena untuk mencapai hal itu, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan didukung dengan kestabilan Makro Ekonomi maupun sistem keuangan. Dalam rangka pengembangan UMKM, BI menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Sementara Ketua Dekranasda Tapsel, Ny Rosalina Dolly Pasaribu, berharap kiranya seusai pelaksanaan pelatihan itu, kualitas maupun pemasaran kain tenun Tapsel bisa meningkat. Dengan adanya desainer dan penjahit lokal yang kualitas SDM-nya mumpuni, diharap even-even fashion show ke depan hasilnya semakin berkualitas.
“Dari situ, masyarakat akan kembali melirik bahwa kain tenun Tapsel bisa digunakan selain acara formal dan resmi, juga acara non formal maupun keluarga. Ditambah desain memprediksi sesuai tren masa kini, diyakini permintaan akan kain tenun Tapsel akan bertambah,” katanya.
Sedangkan dalam kesempatan itu, Desainer Internasional yang juga tim ahli Dekranasda Pusat, Wignyo Rahadi, menyatakan, rasa syukurnya atas sinergitas yang baik antara BI dengan Dekranasda Tapsel sehingga program pelatihan itu bisa berlangsung sukses.
“Kalau kita mengenalkan suatu daerah khusus Sipirok misalnya. Kita mengenalkan kainnya, murah dan cepat. Di mana setiap ada kegiatan, kita melakukan promosi branding kainnya. Kalau kita mem-branding kain, otomatis daerah kebawa (ikut dikenal). Tapi kalau kita hanya mem-branding kotanya (daerahnya), kainnya belum tentu kebawa,” terangnya.
Turut hadir, Anggota DPRD Tapsel, para Asisten, Staf Ahli, pimpinan OPD, Camat se-Tapsel, Ketua Dekranasda Sibolga, Ketua Dekranasda Paluta, Ketua Palas, Ketua Bhayangkari, Ketua Persit Cab. 45, Ketua Persit Cab. 47, Wakil Ketua Dekranasda Kota Padangsidimpuan, Ketua DWP Tapsel, dan Ketua Karang Taruna Tapsel Ahmad Bangun Ritonga. (POL/NP.02)
