• Redaksi
  • Hubungi Kami
Rabu, 15 Oktober 2025
perjuanganonline.com
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto
No Result
View All Result
perjuanganonline.com
No Result
View All Result
Home Daerah

Bupati Tapsel Ingin Bahasa Angkola Terus Dilestarikan 

Editor: Editor
Rabu, 1 September 2021
Kanal: Daerah

Editor:Editor

Rabu, 1 September 2021
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Tapsel, POL | Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H. Dolly Pasaribu, S.Pt, MM, menyebut bahwa salah satu akibat dari perkembangan zaman adalah masuknya budaya asing yang belum tentu cocok dengan adat istiadat dan budaya Tapanuli Selatan.
Adat istiadat dan budaya Tapsel yang kaya akan makna dan bernilai filosofis yang tinggi termasuk dalam hal ini bahasa, sastra, seni tari yang sudah mengakar bagi masyarakat Tapanuli Selatan yaitu Angkola.
Namun kekayaan dan khazanah tersebut akan bisa terkikis terutama bagi anak muda yang merasa bahwa melakukan budaya luar itu adalah tren dan kekinian. Bila hal tersebut dibiarkan, lambat laun bahasa Angkola tidak akan lestari di negerinya sendiri, Tapanuli Selatan.
Agar bahasa angkola tidak hilang bupati meminta pada masyarakat, tenaga pendidik, dan tokoh masyarakat, untuk memberikan edukasi ke anak usia sekolah tentang warisan budaya di Tapsel.
Hal itu disampaikan Dolly Pasaribu disela acara revitalisasi bahasa Angkola dalam ‘Martahi Godang’ dan ‘Mangupa’ Tapsel yang digelar di Gedung Serbaguna Sarasi, Komplek Perkantoran Pemerintah Tapanuli Selatan (30/8).
Bupati menganggap, pengenalan budaya Tapsel tersebut bisa dilakukan oleh anak sedini mungkin, apakah pada usia SD maupun yang lebih muda lagi seusia taman kanak-kanak.
Melalui kesenian, pembelajaran dan pesan yang masuk akan terkesan riang, gembira namun tetap bisa memberikan pelajaran-pelajaran kehidupan karena yang ditampilkan adalah kisah kepahlawanan dari tokoh Tapanuli Selatan.
Pentas seni tersebut dapat memacu jiwa sosial anak, karena di setiap kegiatan kesenian, secara tak langsung mereka bisa bergaul dengan rekan sesama pelajar. Mereka juga terus berlatih dan melakukan pentas, serta sekaligus dapat dipantau agar anak-anak terhindar dari kenakalan anak dan remaja terutama narkoba.
“Saya membayangkan drama itu ditampilkan dalam bahasa Angkola dan bisa di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Inggris maupun Tiongkok. Jadi satu kegiatan bisa memberikan multi manfaat. Mulai dari pelestarian bahasa Angkola itu sendiri, budaya, hingga seni tari, dan bisa sekaligus mereka (anak) hidupkan. Dengan menggunakan teknologi digital, mendatangkan anak muda kreatif lain yang mengabadikan dalam bentuk gambar foto maupun video hasil karya seninya. Hasilnya bisa mendatangkan orang luar bahkan dunia internasional yang tertarik untuk mempelajari kebudayaan masyarakat Tapsel,” terangnya.
Menurut Bupati, melestarikan budaya Tapsel bagi anak termasuk kekayaan bahasa dan sastra, mengingat derasnya budaya asing yang masuk dan dengan mudah diakses melalui ponsel pintar yang saat ini, hampir setiap orang memilikinya. Sehingga Bupati berkeinginan, ketika pandemi Covid-19 berakhir, maka dia akan menggalakkan kembali kegiatan kesenian budaya, dalam melestarikan bahasa dan sastra Tapsel untuk anak.
Untuk melestarikan bahasa daerah Tapsel, beberapa waktu lalu, Dinas Pendidikan dan dan Kebudayaan didukung oleh Forum Komunikasi antar Lembaga (Forkala) telah melakukan kegiatan revitalisasi bahasa Angkola. Pemkab Tapsel, kata Bupati, berkomitmen untuk tetap melestarikan dan merevitalisasi bahasa daerah Angkola.
“Kemudian, kita akan bahas bagaimana caranya bidang studi bahasa Angkola tidak hanya menjadi muatan lokal (Mulok) saja. Melainkan harus menjadi mata pelajaran wajib bagi anak-anak kita,” tandas Bupati.
Perwakilan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Deni Setiawan, M.AP, mengatakan, pihaknya telah memberikan kenang-kenangan berupa ‘Mars Tunas Bahasa Ibu’ yang merupakan mars perdana lahir di Tapsel. Pihaknya juga mengucap terimakasih dan penghargaan ke Pemkab Tapsel melalui Dinas Pendidikan atas terselenggaranya acara revitalisasi bahasa itu.
Kegiatan revitalisasi bahasa daerah itu, sambung Deni, adalah wujud komitmen pihaknya terhadap amanat Undang-undang No.24/2019 tentang pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa Indonesia. Kegiatan itu juga komitmen dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Di mana, diketahui bersama pembangunan SDM merupakan prioritas yang akan melahirkan Indonesia tangguh. SDM yang tangguh harus memiliki nilai-nilai luhur suatu bangsa. Tentunya, upaya yang dilakukan pertama kali oleh pihaknya itu dalam rangka memfasilitasi guna memberikan stimulasi dan pemodelan, bagaimana tentang perlindungan bahasa.
“Di Indonesia sendiri ada 718 bahasa daerah dan itu baru penghitungan sementara. Karena, bahasa terus dinamis dan bergerak. Nah itulah salah satu alasan, mengapa harus dilakukan revitalisasi bahasa daerah,” sebutnya.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Tapsel, Amros Karangmatua, melaporkan, kegiatan itu merupakan tindaklanjut dari program Kemendikbud Ristek RI dan Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Tujuan kegiatan itu yakni, guna mempertahankan bahasa daerah di Indonesia yang difasilitasi Dinas Pendidikan Tapsel.
Selanjutnya, Forkala Tapsel sebagai mitra Dinas Pendidikan, telah melakukan latihan selama 4 bulan guna merevitalisasi bahasa daerah Angkola. Diharapkan, para generasi penerus dapat memahami pesan serta makna asal muasal budaya Tapsel hingga dapat diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Hal ini akan memberi dampak positif guna membangun karakter dan budi pekerti luhur bagi peserta didik atau generasi penerus mendatang,” jelasnya.
Tampak hadir, Wakil Bupati Rasyid Assaf Dongoran, Tim Kemendikbud Ristek RI, perwakilan Balai Bahasa Sumut, pimpinan OPD, Ketua TP PKK Tapsel Ny Rosalina Dolly Pasaribu, Camat se-Tapsel, Ketua Dewan Kesenian, Ketua Forkala, para Kasek, Guru, siswa SMP dan SMA serta tokoh dan raja-raja adat Tapanuli Selatan. (POL/NP.02)
Berikan Komentar:
Print Friendly, PDF & Email
Tags: Bahasa AngkolaBupati TapselDilestarikan
Berita sebelumnya

Seratusan Karyawan PT PP Lonsum Gunung Melayu Mogok Kerja Selama 3 Hari

Berita selanjutnya

Pemkab Asahan Tanda Tangani Perjanjian Kerjasama Dengan Putera Sampoerna Foundation

TERBARU

Bupati Dorong Sinergi Eksekutif dan Legislatif dalam Penetapan Pokok Pikiran Pembangunan Langkat 2025

Selasa, 14 Oktober 2025

Syah Afandin dan Anggota DPD RI Bahas Percepatan Program Makanan Bergizi Gratis di Langkat

Selasa, 14 Oktober 2025

Kapolres Labuhanbatu Pimpin Upacara Serah Terima Jabatan Sejumlah Pejabat Utama dan Kapolsek

Selasa, 14 Oktober 2025
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Sitemap
  • Pedoman Cyber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

© Copyright 2020 PERJUANGANONLINE.COM - Mengedepankan Amanah Rakyat All Right Reserverd

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto

© Copyright 2020 PERJUANGANONLINE.COM - Mengedepankan Amanah Rakyat All Right Reserverd