Padanglawas, POL | Kondisi jalan lintas Sumatera (Jalinsum) atau biasa disebut dengan jalan provinsi hingga saat ini masih rusak parah. Problema ini telah berdampak luas yang pada intinya membuat sektor perekonomian di kabupaten paling ujung Provinsi Sumatera Utara dan berbatas dengan Provinsi Riau itu lamban membaik.
Kondisi rusaknya jalan provinsi lintas Kabupaten Padanglawas ternyata tidak hanya berimbas kepada harga jual komoditi masyarakat petani/pekebun yang anjlok dan makun naiknya harga beli kebutuhan pokok masyarakat tetapi juga berdampak luas, mulai dari terlambatnya aparatur pemerintahan dan pekerja/buruh beraktifitas tiba di kantor atau tempat kerja.
Terkait hal ini, Ketua Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Padanglawas, Rolin Fadilla Hasibuan ketika berbicara dengan POL via aplikasi WhatsApp (WA), Minggu (14/03/2021) mengatakan, badan jalan provinsi di Palas masih banyak yang rusak berat dan parah.
“Itu sangat membahayakan pengendara dan pengguna jalan tidak saja yang dalam perjalanan panjang, warga Palas yang beraktifitas ekonomi setiap harinya juga merasa terancam celaka saat melintasi jalan rusak tersebut,” kata Rolin Fadilla.
Badan jalan provinsi yang rusak parah itu terdiri dari ruas jalan di desa Parmainan, Kecamatan Hutaraja Tinggi, tepatnya di gorong-gorong Siapi-api, tidak jauh jembatan Rotansogo, desa Sibodak Sosa Jae bahkan sampai di jembatan yang sama, ruas jalan turunan dari Simpang PTP Nusantara 4 Sosa II menuju desa Lubuk Bunut, ruas jalan tidak jauh dari simpang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 di Pasir Ampolu, ruas jalan tidak jauh dari simpang Markas Polres Palas dan di kawasan jembatan besar Bulu Sonik Kecamatan Barumun.
Selain itu ada juga badan jalan rusak di kawasan jembatan Aek Buaton, desa Padang Garugur, Kecamatan Aeknabara Barumun dan di ruas jalan lintas Desa Siboris, Kecamatan Barumun Tengah (Barteng) hingga jembatan di kawasan tapal batas antara Kabupaten Palas dengan Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta).
Aktifis mahasiswa peduli Buruh/Pekerja di Kabupaten Palas, Muhammad Hanafi Hasibuan yang juga berbicara dengan POL, Sabtu (13/03/2021) siang mengatakan, jalan merupakan penghubung antara satu desa dengan desa yang lain, bahkan satu provinsi ke provinsi yang lain.
“Keadaaan jalan di Padanglawas semakin hari semakin rusak, semakin bertambahnya kerusakan bahu jalan diakibatkan kurangnya perhatian melalui (pemeliharaan) dari pemerintah provinsi dalam hal pengalokasian dana,” kata Hanafi.
Menurutnya, penyebab kerusakan jalan salah satunya adalah mobil truk pengangkut buah kelapa sawit milik perusahaan perkebunan yang hanya mengejar keuntungan belaka tanpa memikirkan operasional mereka banyak berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat Palas.
“Seharusnya pihak pemerintah kabupaten Palas lebih tegas melakukan penertiban agar pihak perusahaan menunaikan tanggung jawab sosialnya berupa Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan,” katanya.
Dikatakan, pemkab harus menyadari bahwa kerusakan jalan provinsi, memang awalnya baru berdampak kepada masyarakat, tetapi pada gilirannya nanti itu pasti berdampak kepada kondisi perekonomian daerah Palas. (POL/NP.04)







