Medan, POL | Pasar murah yang digelar Pemprov Sumut memunculkan persoalan. Demi 600 paket yang disediakan, ratusan warga nekat berdesakan dan mengabaikan protokol Covid-19. Pemandangan ini tampak di Gedung Serbaguna Jalan Williem Iskandar, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Minggu (17/5). Warga mengantre panjang tanpa menjaga jarak.
Antrean ini terjadi sejak pagi Sejumlah warga mengaku sudah berada di sana pada pukul 08.00 Wib.
pasar murah yang digelar Pemprov Sumut. Ramainya warga yang antre membuat panitia kelimpungan. Desak-desakan di luar gedung tak terhindarkan. Petugas kepolisian yang jumlahnya hanya belasan orang pun tak berdaya.
“Pasar murah di Gedung Serbaguna hari ini amburadul. Semoga nggak terulang lagi,” kata salah seorang warga, Hasan Basri. Ini adalah hari pertama pasar murah Pemprov Sumut untuk warga terdampak Covid-19. Kegiatan ini rencananya digelar selama lima hari, hingga 21 Mei 2020.
Selain di Gedung Serbaguna, pasar murah ini juga digelar di tiga lokasi lain, yakni Eks Bandara Polonia, Markas Yon Zipur, dan Rumah Dinas Wali Kota Binjai. Sebanyak 600 paket murah sembako dijual di empat tempat ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut, Ridho Haykal Amal mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah mengimbau agar warga yang ada di luar gedung tidak berkerumun. Namun imbauan itu tidak diindahkan.
Dia mengatakan desak-desakan hanya terjadi di luar gedung. Protokol kesehatan berjalan lancar di dalam gedung. “Sesuai SOP ada, warga yang akan membeli di pasar murah masuk ke dalam gedung. Kemudian ditutuplah gerbang yang ada di tribun itu.
Tapi setelah ditutup antrean masih banyak (di luar). Ada 200 sampai 300 orang. Saya sudah sampaikan supaya menjaga jarak dan memakai masker serta mencuci tangan. Berkali-kali saya sampaikan itu. Rupanya saya lihat di luar ada antrean.
Tapi mereka menyampaikan mereka mau dapat kupon,” ungkap Haykal. Haykal juga mengancam akan membubarkan kegiatan jika warga masih melanggar protokol. Namun masyarakat membandel. (Mrd)
