Medan, POL | Kritikan Ketua DPD KNPD Sumut Suryani Paskah Naiborhu atas pernyataan pribadi Deputi Balitbang DPP P Demokrat Yan Harahap yang menyebut H Armyn Simatupang lebih layak dari sisi ketokohan dan pengalaman untuk memimpin DPD PD Sumut, menjadi bahan tertawaan bagi Ketua DPD FKKGD Sumut Borkat Hasibuan SH.
“Itu sebuah pendapat pribadi Pak Yan yang didasari pengamatannya, atau berdasar fakta yang diyakininya. Saya merasa heran bercampur geli sehingga tertawa, lah dimana intervensinya. Lagian dimana logikanya tim 3 terdiri Ketum, Sekjen dan Kepala BPOKK bisa diintervensi hanya oleh sebuah pendapat pribadi seorang pengurus DPP,” ungkap Borkat Hasibuan, sembari tertawa di hadapan sejumlah wartawan yang meminta tanggapannya, Jumat (14/1/2022).
Apalagi, katanyap pemilihan Ketua DPD sudah ada aturan main yang baku didasari AD ART dan PO. Dan Musda DPD Sumut telah berlangsung dengan baik yang menghantarkan 3 calon untuk mengikuti fit and proper test dalam waktu dekat.
“Setelah mendalami visi misi serta kemampuan ketiga calon yakni H Armyn Simatupang, Tondi Roni Tua dan Lokot di tahapan fit and proper test, tentu tim 3 akan menetapkan calon yang paling terbaik menjadi ketua DPD,” ungkap Borkat.
Borkat meminta Suryani untuk menyimak pendapat salah seorang pengamat sosial politik Sumut Shohibul Anshor Siregar yang menyebut “helicopter eye” atau pengamatan DPP atas dinamika yang ada di setiap Musda, sangatlah tajam dan luas.
Itu artinya, sekecil apa pun potensi pelanggaran terhadap prosedur maupun PO Musda, dipastikan terdeteksi oleh DPP.
Termasuk soal adanya dukungan ganda yang tidak diperkenankan dalam PO.
Meski ada 3 calon yang lolos tetapi bobot dukungan yang diterima ketiga calon itu menjadi bahan pertimbangan tim 3 DPP. Itulah makanya Kepala BPOKK di saat persidangan menegaskan dukungan ganda tetap menjadi bahan pertimbangan bahkan ada sanksi yang diberikan sesuai PO.
“Dengan mekanisme yang sudah begitu apik disusun DPP, maka kekuatiran adanya intervensi hanya karena ada pendapat Pak Yan Harahap soal figur Pak Armyn, seperti yang disebutkan Suryani adalah sebuah kekuatiran tak berdasar,” ucapnya.
Justru Borkat menyebut, kritikan Suryani itu lebih tepat diarahkan kepada sejumlah oknum-oknum DPP yang secara vulgar jauh sebelum Musda menyatakan dukungannya kepada Lokot Nasution.
Bahkan, beredar informasi yang menyebut Lokot di sejumlah kesempatan secara terang-terangan mengatakan dirinya memfasilitasi kehadiran 50 pengurus DPP untuk hadir di Musda Sumut.
Bahkan, sejumlah oknum DPP itu terlihat bersama pendukung Lokot bereforia usai Musda digelar di beberapa titik pertemuan.
“Mungkin ya Bu Suryani ini ingin mengkritik pengurus DPP yang bereforia, namun caranya mengkritik Pak Yan. Yah, seperti main biliar lah,” kata Borkat sembari kembali tertawa. (POL/isvan)
