Iran, POL | Sebuah pesawat penumpang jenis Boeing 737 milik maskapai Ukraina jatuh di Bandara Imam Khomeini di Teheran, Iran, Rabu (8/1) pagi waktu setempat. Seluruh penumpang dan kru pesawat dilaporkan tewas.
Dikutip dari AFP, Rabu (8/1) pagi waktu setempat, pesawat itu mengangkut 176 orang, yang terdiri dari 167 penumpang, dan sembilan kru.
“Sulit kemungkinan bahwa penumpang dalam penerbangan PS-752 masih hidup,” kata kepala Bulan Sabit Merah Iran kepada kantor berita ISNA. Sepuluh ambulans juga telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Dilansir dari CNN, Kepala Layanan Medis Darurat Iran Pirhossein Koulivand mengatakan, petugas darurat telah dikerahkan ke tempat kejadian, akan tetapi tindakan penyelamatan belum dapat dilakukan karena api masih terus berkobar.
Belum diketahui penyebab kecelakaan itu. Dugaan sementara pesawat itu jatuh karena masalah teknis.
Layanan pelacakan penerbangan FlightRadar 24 mengatakan dalam sebuah tweet bahwa jet tersebut telah beroperasi selama sekitar tiga setengah tahun.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadim Prystaiko mengonfirmasi 167 penumpang dan sembilan kru yang tewas dalam kecelakaan pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines berasal dari beberapa kewarganegaraan. Namun dipastikan tidak ada warga asal Indonesia dalam kecelakaan tersebut.
“Sudah dicek tidak ada korban WNI,” jelas Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, Rabu (8/1).
Dilansir Associated Press, secara rinci korban tewas terdiri dari 82 warga negara Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina (dua penumpang dan sembilan kru), 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan tiga orang berkebangsaan Inggris.
Pihak maskapai mengatakan mayoritas penumpang menuju ibu kota Ukraina, Kyiv untuk transit dan melanjutkan penerbangan ke negara tujuan.
Seorang staf di bandara Boryspil, Kyiv mengatakan mayoritas penumpang merupakan mahasiswa Iran yang hendak kembali ke Ukraina setelah menghabiskan liburan musim dingin.
Presiden Ukraine Internasional Airlines, Yevhen Dykhne mengatakan pihaknya menghentikan sementara jadwal penerbangan ke Teheran setelah kecelakaan tersebut. Ia juga menyebut pesawat yang jatuh di dekat lapangan di Iran itu sebagai salah satu armada terbaik.
Dykhne mengatakan pihaknya belum dapat memastikan kapan batas waktu untuk penghentian penerbangan ke Teheran.
“Itu [penerbangan PS-752] merupakan salah satu pesawat terbaik yang kami miliki, dengan awak yang luar biasa bisa diandalkan,” ungkap Dykhne.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memerintahkan upaya pemeriksaan menyeluruh untuk mencari penyebab kecelakaan, tak peduli hasil investigasinya.
Sebelum terbang meninggalkan bandara internasional Imam Khomeini di Teheran, Iran, pesawat Boeing 737 ini sempat tertunda selama hampir satu jam. Data yang dirilis FlightRadar24 mencatat pesawat yang mengangkut 176 orang itu sempat lepas landas ke arah barat kota Teheran, namun tak sempat menyentuh ketinggian 8.000 kaki.
Hingga kini belum diketahui penyebab kecelakaan. Dugaan sementara pesawat jatuh karena masalah teknis. (CNNI/DOH)
