• Redaksi
  • Hubungi Kami
Selasa, 14 Oktober 2025
perjuanganonline.com
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto
No Result
View All Result
perjuanganonline.com
No Result
View All Result
Home Daerah

Tipang Desa Wisata Budaya, Pengabdian Masyarakat USU yang Berkelanjutan di Kaldera Toba

Editor: editor
Kamis, 27 Agustus 2020
Kanal: Daerah

Editor:editor

Kamis, 27 Agustus 2020
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

Tipang, POL | Prof  Dr Robert Sibarani MS, Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) yang menjabat sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana USU sejak tahun 2017 telah melakukan pengabdian masyarakat secara berkelanjutan di Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kawasan Danau Toba.

Pengabdian masyarakat yang didukung oleh Lembaga Pegabdian USU ini, mendapat sambutan dari komunitas lokal baik raja bius ‘pemimpin desa adat’, perangkat desa, tokoh masayarakat maupun tokoh agama.

Sebagai antropolinguis, dia melakukan pengabdian masyarakat untuk menjadikan Desa Tipang menjadi salah satu Desa Wisata Budaya di Kawasan Danau Toba. Desa Tipang memiliki potensi budaya yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan desa itu sebagai desetinasi wisata.

Performansi dan kebiasaan komunitas lokal yang berkenaan dengan upacara siklus kehidupan dan upacara siklus mata pencaharian dapat menjadi atraksi (attraction) yang menarik bagi wisatawan.

Perkampungan tua yang historis dan legendaris sebagai asal tujuh marga lokal Purba, Manalu, Debataraja, Silaban, Lumbantoruan, Hotasoit, dan Nababan.

Selain perkampungan tua itu ada juga 25 kampung yang unik di Desa Tipang yang dapat memikat wisatawan sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai amenitas untuk mendukung destinasi wisata di Desa Tipang.

Perkampungan-perkampungan tersebut memiliki tiga jenis rumah, yakni rumah adat, rumah kayu berkolong, dan rumah berlantai semen.

Rumah-rumah adat di 25 perkampungan untuk keperluan tempat tinggal atau honmestay yang menarik dan termasuk produk lokal berupa kuliner berpotensi dimanfaatkan sebagai amenitas (amenity) bagi wisatawan.

Pematang dua irigasi tradisional (Aek Dolok dan Aek Toba) yang panjangnya sekitar 4.500 meter dari air terjun Sipultak Hoda mengalir ke Danau Toba.

Dua irigasi itu yang mengairi persawahan di Desa Tipang memiliki pematang yang luas sehingga menyenangkan sebagai assesibilitas (accessibility) ekowisata bagi wisatawan.

Adanya generasi muda yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) beserta komunitas lokal yang sangat ramah dapat membantu wisatawan sebagai ansillari (ancillary) untuk mengetahui hal ikhwal Desa Wisata Tipang.

Kerja sama Raja Bius, Kepala Desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, dan generasi muda menjamin keamanan (safety) bagi wisatawan. Keramahatamahan Raja Bius, yakni dua pemimpin desa tradisional Parsanggul Baringin dan Pangulu Oloan beserta Raja Jolo ‘tokoh yang dikedepankan dari marga lokal’ membuat Desa Tipang sebagai desa yang nyaman (comfort) untuk tinggal dan berkunjung bagi wisatawan.

Potensi tersebut merupakan daya tarik bagi kami tim Lembaga Pengabdian masyarakat untuk terus melakukan pengabdian masyarakat di desa tersebut.

Pada 2017 dengan judul Kearifan Lokal Marsirimpa “Bergotong Royong” Pengelolaan Irigasi Tradisional di Desa Tipang dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat tentang kearifan lokal berdasarkan nilai-nilai budaya lokal, simulasi untuk perumusan model pembentukan karakter berbasis kearifan lokal serta implementasinya, dan perumusan model pembentukan karakter berbasis kearifan lokal.

Pada 2018 dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pelestarian Kearifan Lokal Tradisi Aren pada Masyarakat Batak Toba di Desa Tipang dilakukan kegiatan memberdayakan masyarakat di lokasi pengabdian tentang pengetahuan lokal yang berkenaan dengan inventarisasi produk dan penamaan (naming) yang berkenaan dengan pohon aren, memberdayakan masyarakat di lokasi pengabdian tentang wacana rakyat (folk discourse) sebagai memori kolektif tentang enau pada masyarakat sehingga cerita rakyat, pantun, peribahasa dan mitos tentang aren yang memiliki nilai dan norma budaya lokal hampir hilang dalam konsep (konseptualisasi) masyarakat, dan memberdayakan masyarakat di lokasi pengabdian tentang cara pembibitan dan penanaman pohon enau.

Pada 2019 dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pelestarian Kearifan Lokal Makanan Kuliner Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Tipang dilakukan kegiatan memberdayakan masyarakat di lokasi pengabdian tentang penamaan (naming), domain, dan taksonomi kuliner di lokasi pengabdian, memberdayakan masyarakat di lokasi pengabdian tentang performansi bahasa dalam penyampain tradisi kuliner terutama kuliner untuk adat di lokasi pengabdian, memberdayakan masyarakat di lokasi pengabdian tentang cara pembuatan kuliner di lokasi pengabdian, memberdayakan masyarakat di lokasi pengabdian tentang pemanfaatan kuliner untuk komponen pengambangan Tipang sebagai Destinasi Wisata.

Pada tahun 2019 juga mendapat dukungan program Desa Binaan dari USU dengan judul Pengembangan Desa Tipang Sebagai Destinasi Wisata Berbasis Tradisi Budaya Dan Kearifan Lokal dilakukan kegiatan yang lebih besar, yakni memberdayakan masyarakat untuk menjadikan ritual mangallang indahan siporhis “memakan nasi yang paling enak” sebagai atraksi budaya di Desa Tipang, memberdayakan masyarakat untuk menjadikan tradisi mangkali aek “memperbaiki irigasi” sebagai atraksi budaya di Desa Tipang, memberdayakan masyarakat untuk menjadikan tradisi kuliner sebagai atraksi budaya di Desa Tipang, dan memberdayakan masyarakat untuk memperbaiki lokasi tradisi budaya sebagai tempat atraksi budaya di Desa Tipang yang disepakati diberi nama Parrungguan ‘tempat berkumpul’.

Pada 2020 ini dengan judul Pemberdayaan Masyarakat tentang Kearifan Lokal Budaya Hidup Bersih dan Sehat PODA NA LIMA untuk pengelolaan lingkungan destinasi wisata di Desa Tipang dilakukan kegiatan memberdayakan masyarakat untuk mengetahui membersihkan hati (Paias Roham), membersihkan badan (Paias Pamatangmu), membersihkan pakaian (Paias Paheanmu), membersihgkan rumah (Paias Bagasmu), dan membersihkan pekarangan (Paias Alamanmu).

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 25 orang dari semua perwakilan komunitas lokal yang dibagi atas 5 kelompok tanggal 20-23 Agustus 2020 di Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan. Pengabdian masyarakat Kearifan Lokal Budaya Hidup Bersih dan Sehat PODA NA LIMA ini masih dilanjutkan pada bulan September 2020 agar mencapai hasil 100 %.

Pengabdian Masyarakat “Profesor Mengabdi USU” ini bertujuan untuk mengajak, memotivasi, dan memberdayakan seluruh masyarakat lokal di sekitar Danau Toba khususnya di Desa Tipang untuk secara aktif dan proaktif mengembangkan budaya hidup bersih dan sehat berdasarkan kearifan lokal PODA NA LIMA terutama menghadapti masa pandemi covid-19 dan sekaligus memberdayakan masyarakat untuk pengelolaan destinasi wisata Danau Toba, yang telah ditetapkan sebagai Toba Caldera Unesco Global Geopark (TC-UGG).

Kepada masyarakat Desa Tipang yang sangat menyambut baik kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim dari USU selama ini mengatakan, Prof. Dr. Robert Sibarani, MS mengatakan, “Kami berharap semua program pengabdian yang kami laksanakan melalui dukungan USU dapat bermanfaat dengan keinginan masyarakat melakukannya secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Hingga sekarang ada beberapa dampak nyata pengabdian ini.”

Pertama, adanya produk kuliner lokal sasagun dan tipatipa yang dikemas dengan bagus sehingga dapat menjadi oleh-oleh dari Desa Wisata Tipang.

Kedua, terbentuknya beberapa kelompok atraksi budaya yang dapat melakukan penampilan setiap saat selain atraksi pada pelaksanaan upacara ritual.

Ketiga, Terciptanya video yang akan menjadi youtube atraksi budaya Desa Tipang. Keempat, terbentuknya karakter etos kerja dan etika kebaikan yang berkenaan dengan sadar wisata di Desa Tipang.

Lebih lanjut, Prof. Sibarani mengatakan bahwa sambutan yang paling berharga adalah jika semua masyarakat yang telah ikut bereparisipasi dalam pemberdayaan dapat melaksanakannya dalam hidupnya sehari-hari untuk kepentingan meningkatkan kesejahteraan diri, kelompok, dan komunitas lokal di Desa Tipang ini.

Sambutlah Kaldera Toba sebagai anggota Geopark Global Unesco dengan turut melakukan pelestarian Danau Toba, melakukan edukasi tentang Danau Toba kepada anak cucu, dan melakukan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan lokal di Kawasan Danau Toba.” (JS)

Berikan Komentar:
Print Friendly, PDF & Email
Tags: Desa TipangDirektur Sekolah Pascasarjana USUGuru Besar USUKawasan Danau TobaKecamatan Bakti RajaPengabdian MasyarakatProf Dr Robert Sibarani
Berita sebelumnya

Pemkab Labuhanbatu Raih Penghargaan ANPK dari KPK

Berita selanjutnya

Bupati Langkat Ikut Resmikan Pesantren Tahfiz Kampong Qur’an

TERBARU

Bupati Dorong Sinergi Eksekutif dan Legislatif dalam Penetapan Pokok Pikiran Pembangunan Langkat 2025

Selasa, 14 Oktober 2025

Syah Afandin dan Anggota DPD RI Bahas Percepatan Program Makanan Bergizi Gratis di Langkat

Selasa, 14 Oktober 2025

Kapolres Labuhanbatu Pimpin Upacara Serah Terima Jabatan Sejumlah Pejabat Utama dan Kapolsek

Selasa, 14 Oktober 2025
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Sitemap
  • Pedoman Cyber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

© Copyright 2020 PERJUANGANONLINE.COM - Mengedepankan Amanah Rakyat All Right Reserverd

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto

© Copyright 2020 PERJUANGANONLINE.COM - Mengedepankan Amanah Rakyat All Right Reserverd