Samosir, POL | Terkait kejanggalan maupun kerancuan mutasi guru di Kabupaten Samosir yang terkesan kental dengan aroma politis, bahkan rentan dengan pelanggaran aturan dan terindikasi digunakan oknum tertentu untuk kepentingan pilkada Samosir 2020.
Dimana salah satu contoh, guru di SD 15 Siruma Hombar Kecamatan Nainggolan hanya tinggal dua orang saja saat ini. Sebelumnya guru di sekolah tersebut berjumlah enam orang. Dimutasi empat orang sehingga dapat dipastikan proses belajar dan mengajar terkendala.
Menanggapi hal tersebut, DPRD Samosir melalui Komisi I yang membidangi pemerintahan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak BKD Samosir dan orang tua siswa SD 15 Siruma Hombar, Selasa, 21/1 di ruang rapat komisi I.
Ketua Komisi I, Saurtua Silalahi, ST yang diwawancarai seusai menggelar RDP menyakini bahwa Bupati Samosir tidak mengetahui perihal mutasi tersebut.
“Kalau bupati mengetahuinya, pasti dirinya menyesal,” imbuhnya, Selasa (21/01/2020).
Dilanjutkan Saurtua Silalahi, kalau diamati saat ini Bupati Samosir terlampau banyak yang diurusinya.
“Contohnya, melayat orang meninggal, ke pesta-pesta, kunjungan rohani ke gereja-geraja, dan masih banyak lagi hal remeh temeh lainnya yang sesungguhnya kurang urgen pun diurusinya, dengan fakta hal-hal yang tidak prinsipil juga diurusinya, sehingga hasilnya kurang baik,” ungkapnya dengan gaya bahasa satire.
Dikatakan anggota DPRD dari Partai Gerindra itu, Bupati Samosir lupa bahwa dia menjadi kepala daerah atas pilihan rakyat, yang tentunya mengurusi kepentingan rakyat.
“Terutama bidang pendidikan yang tujuannya untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara pun terabaikan karena kepentingan bupati,” tegas Saur.
Ia juga menjelaskan, seandainya bupati mengetahui mutasi guru yang dimaksud mengakibatkan proses belajar mengajar di SD 15 Siruma Hombar itu jadi terganggu, bupati akan menyesal.
“Tapi penyesalan selalu terlambat datangnya, penyesalan itu datang dalam pemikiran setelah terjadi masalah yang berakibat buruknya pelayanan pendidikan,” imbuhnya.
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon dikonfirmasi wartawan melalui WhatsApp, belum memberi jawaban.(POL/SBS)
