Sejumlah Kawasan di Asahan Terendam Banjir

Aktivitas warga di Desa Pematang Sei Baru terganggu akibat banjir.

Asahan, POL | Banjir musiman kembali merendam beberapa dusun salah satunya terdampak di Desa Pematang Sei Baru Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan, mengakibatkan aktivitas warga terganggu.

Pantauan wartawan, genangan air yang terjadi sejak dua minggu terakhir ini meluas dari Dusun Satu hingga Dusun Sepuluh, membuat mobilitas warga dan kegiatan sekolah terganggu hingga Senin (14/10/2024).

Banjir ini disebabkan kombinasi pasang air laut dan tingginya curah hujan yang menyebabkan air sungai meluap. Sejumlah rumah warga serta jalan-jalan utama di desa tersebut terendam air setinggi lutut orang dewasa, membuat sejumlah kendaraan mati di tengah genangan. Warga yang melintasi daerah ini.

Warga Desa Pematang Sei Baru, Sudirman menjelaskan banjir ini bukanlah hal baru bagi masyarakat setempat.

“Banjir ini sudah lama. Lima tahun terakhir juga sudah begini. Paling parah terjadi di tahun 2021 dan 2022. Tahun ini tidak terlalu parah karena sudah sempat pengerukan sungai,” ujar Sudirman.

Meskipun demikian, Sudirman tetap berharap adanya tindakan lebih lanjut dari Pemerintah Kabupaten Asahan.

“Kami berharap pemerintah membangun parit dan memperbaiki jalan agar ketika terjadi banjir atau pasang air, air bisa segera mengalir ke laut. Dengan begitu, desa kami tidak lagi terendam,” tambahnya.

Banjir tahunan ini juga mempengaruhi aktivitas pendidikan di daerah tersebut. Tidak hanya itu, kondisi sekolah yang tergenang membuat para siswa harus memakai sandal selama proses belajar mengajar.

“Kami juga harus lebih waspada saat anak-anak bermain di jam istirahat karena lokasi sekolah dekat dengan anak sungai yang alirannya cukup deras,” sebutnya.

Kekhawatiran para guru dan orang tua meningkat karena risiko keselamatan siswa yang terus meningkat akibat banjir yang tak kunjung surut. Masyarakat Desa Pematang Sei Baru berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi banjir yang kerap melanda desa mereka setiap tahunnya.

Mereka mendesak adanya perbaikan infrastruktur, terutama sistem drainase yang lebih baik, agar banjir musiman ini tidak terus berulang dan mengganggu kehidupan sehari-hari warga. (MS)

Berikan Komentar:
Exit mobile version