Misteri Kramat Pancur Raja Rahuning II

Asahan, POL | Di Desa Rahuning II, Kecamatan Rahuning, Kabupeten Asahan, Provinsi Sumatera Utara ternyata punya kisah mistis yang menarik untuk diketahui yang dikenal Pancur Raja yang letaknya di pemukiman penduduk.

Jika mendengar Pancur Raja, orang membayangkan kesan mistis atau kramat yang berasumsi Pancur Raja bekas tempat pemandian raja. Sebenarnya tidak. Menurut keterangan Amansyahrul alias Anden (70), Pancur Raja adalah Pohon Kayu Raja, karena didekatnya terdapat air mancur jatuh ke bawah dan mengalir ke parit, maka ada yang menyebutnya Pancur Raja

Masih kata Anden pada jaman penjajah Jepang, di daerah Pancur Raja ini pernah berdiri pabrik piring terbuat dari tanah liat putih (kualin). Bahan Baku untuk membuat piring.itu diambil dari Desa Bandar Pulu Pekan, Kecamatan Bandar Pulu, Kabupaten Asahan dengan menggunakan alat angkut kereta lembu..

“Setelah jepang angkat kaki dari tanah Republik Indonesia pabrik piring tutup. Kemudian muncul kilang papan Esdengki pemiliknya Sengwat asal Tanjungbalai. Kilang itu ditutup karena  kayi-kayu di kawasan hutan Rahuning sudah habis ditebangi,“ ungkap pensiunan karyawan PTPN IV Kebun Pulau Raja itu.

Dari penyelusuran Perjuanganonline, Pancur Raja yang berada di kawasan Kampung Poncol Dusun III Desa Rahuning II letaknya sekitar lebih kurang satu kilo meter dari Jalinsum (Jalan Lintas Sumatera) Simpang Mak Inang. Bisa ditempuh dengan kederaan bermotor roda dua maupun mobil.

Untuk mencapai lokasi Kramat Kayu Raja, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 30 meter dari halaman rumah penduduk melintasi jalan yang sedikit terjal, tetapi tidak sulit untuk dilewati dan tidak melelahkan. Anda akan disambut dengan suara desiran air dan sejuknya panorama alam Pancur Raja yang asri karena dirindangi pepohonan. Air yang menyembur kencang dari selah bebatuan mengalir deras menuju parit yang melintasi 7 lubang sumur  menuju sungai asahan. Air yang mengalir ke dalam tujuh sumur konon katanya punya muiizat bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan bisa membawa berkah bagi yang menyakininya..

Hal itu dibenarkan oleh Sunyoto (62) yang merupakan cucu angkat Nek Nyai juru kunci (kuncen) Kramat Pancur Raja, dan saksi sejarah yang engaku sering mengantarkan nenek angkatnya itu menemui tamu-tamunya yang ingin meminta berkah sesuia niat dan tujuannya.

“Air dari tujuh sumur itulah yang digunakan Nek Nyai mengobati penyakit atau untuk  mendapatkan berkah sesuai dengan keinginannya “ ungkap Sunyoto.

Tidak jelas nama asli wanita pribumi yang pernah menjadi gundik Belanda itu, tapi orang memanggilnya mbah atau nek Nyai. Selain dikenal sebagai abdi dalem Kramat Pancur Rajaia juga memiliki kekuatan mistis yang bisa menghubungkan dunia manusia dan juga gaib. Menurut kepercayaan, apabila ritualnya itu diberikan hasil maka ada nazar yang harus dipenuhi, salah satunya memotong kambing untuk dimakan bersama dengan mengundang warga sekitar.

“Pancur Raja ini menjadi tempat keramat karena banyak warga yang sengaja datang untuk mendapatkan berkah, baik agar laris dagangannya, mendapatkan jodoh, mendapat keselamatan dan lainnya “ cetus cucu dari anak angkat Nek Nyai ini.

Informasi diperoleh Nek Nyai meninggal dunia dalam usia 102 tahun, sedangkan juru kunci Pancur Raja diteruskan oleh Rasim warga Desa Rahuning II yang merupakan asisten pribadinya. Namun Rasim juga belakangan sakit-sakitan dan meninggal dunia, setelah itu tidak ada lagi yang menjadi Kuncen Pancur Raja, sehingga lokasinya tidak pernah terawatt lagi. Hal itu terlihat Pondopo yang dibangun secara swadaya oleh warga pendatang untuk tempat peristirahatan sudah rubuh dan yang tinggal hanya lantai semen yang sudah ditumbuhi rumpt-rumput.

Meski Kramat Pancur Raja atau Kayu Raja sudah tidak seindah dulu, aura mistis masih terasa kuat di Panjur Raja ini, dan masih dipercaya sebagai tempat mahluk gaib dan dianggap kramat. Diceritakan Undin (57) waga Dusun III Desa Rahuning, suatu ketika ada seseorang penggila togel (toto gelap) ingin meminta nomor keberuntungan di bawah Pohon Kayu Raja. Tapi saat melakukan ritual tiba-tiba tidak diketahui dari mana datangnya muncul dua ekor ular besar yang akan memangsanya.

“Melihat muncul dua ekor ular besar si penggila togel itu lari terbirit-birit ketakutan, alhasil bukan nomor jitu togel yang didapat tapi malah hampir hamper terjadi malapetaka “ pungkas Undin.

Cerita itu diperkuat dengan pengakuan Rijal (35) yang juga warga setempat,, bahwa Kramat Pancur Raja tidak bisa untuk digunakan yang tidak baik seperti maksiat dan perjudian, penunggunya yang konon kabarnya dua bidadari cantik berwujud ular besar bisa marah.

Sementara itu Kepala Desa Rahuning II Suyadi ditanya seputar kisah Kramat Pancur Raja atauPohon Kayu Raja mengatakan tidak mengetahui pasti, karena peristiwa itu terjadi dirinya belum lahir. Namun Kades membenarkan kalau tempat yang pernah dikramatkan itu dikenal dengan nama Pancur Raja, dan hingga sekarang belum ada penggiat lingkungan yang pedulu untuk menggali nilai-nilai sejarah yang dapat dilestarikan, karena merupakan warisan budaya apapun bentuknya.

“Sebenarnya tempat-tempat bersejarah yang mengandung nilai-nilai budaya seperti Pancur Raja perlu dilestarikan, apalagi kalau bisa menjadi objek wisata, tentunya ini bisa mendatangkan incame untuk membantu perekonomian masyarakat desa setempat “ tandas Suyadi. (POL/PAIMIN)

Berikan Komentar:
Exit mobile version