Guna Mencari Tiket Menuju Generasi Emas, Parade Guru Usulkan Dirikan Lembaga Kursus Perkawinan di Taput

Tarutung, POL | Ketua Yayasan Parade Guru Martua Situmorang mengusulkan Tapanuli Utara perlu mendirikan Kursus Perkawinan atau ada Lembaga yang menanganinya.

Usul tersebut disampaikan Martua saat bertindak sebagai salah seorang nara sumber pada acara yang bertajuk “Penguatan Kapasitas Bunda PAUD Kecamatan, Desa/Kelurahan se Kabupaten Tapanuli Utara,” di Sopo Partungkoan Tarutung, Kamis (25/11/2021).

Adapun usulan tersebut dikatakan Martua agar anak -anak Taput mendapat “tiket” di Generasi Emas Tahun 2045. “Perlu dipersiapkan dari sejak dini”, ujar Martua.

Untuk persiapan di masa Generasi Emas, kiranya bisa digagasi untuk mendirikan sebuah Lembaga Kursus Perkawinan di Taput untuk membekali remaja agar kelak dapat melahirkan anak yang unggul dan cerdas.

“Saya sependapat dengan Bunda PAUD Taput Satika Simamora agar kita harus serius untuk menghadapi Generasi Emas tahun 2045. Kita mendidik dengan baik anak mulai dari usia dini melalui PAUD, itu dilakukan oleh semua daerah.
Bunda PAUD Kabupaten hendaknya menggagasi dan membentuk Lembaga Kursus Perkawinan di daerah ini untuk membekali remaja sebelum melangsungkan perkawinan. Jika Satika Simamora tidak cantik belum tentu menjadi isteri seorang Bupati dan Bunda PAUD Taput”, ujar Martua sembari mengajak Satika menyanyikan lagu ciptaan nya “Ikkon Rap Hita Sudena” membuat seluruh peserta acara terhibur.

Selanjutnya Martua menambahkan dirinya beruntung bertemu dengan seorang Duta marga Simamora tahun 1975 sesaat beliau akan menikahkan anaknya kepada putri Kamaruddin Panggabean, tokoh PSMS di Medan.

Dialah menjadi mentor saya untuk mencari pasangan agar bisa melahirkan anak yang ganteng dan putri yang cantik.

Sebagai wartawan, kata Martua juga pernah mewawancarai dokter hewan marga Surbakti di Peternakan Sinur Siborongborong sekitar tahun 1997.

Ternyata, ternak babi yang akan dikawinkan betul betul dipersiapkan dengan matang. “Memilih pejantan dan betina tidak bisa sedarah, harus dicari yang tidak satu induk. Kemudian setelah bunting( hamil), si betina diperlakukan secara khusus, terutama makanan yang bergizi agar lahir bibit unggul yang akan dijual ke masyarakat.

“Ternak saja dipersiapkan untuk kawin, apalagi manusia. Kita bisa memang sering mendengar pihak gereja melakukan konseling kepada calon pengantin sebelum diberkati, namun bekal calon pengantin dominan tentang spritual atau keimanan. Jadi tidak cukup sebatas itu, juga perlu sampai menyangkut genetika”, tambah Martua.

Jika ada Kursus Perkawinan bagi remaja jauh sebelum ada rencana menikah akan lebih matang untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Lembaga Kursus Peekawinan ini akan di isi orang yang berkompeten di bidangnya yang punya disiplin ilmu tentang Teologi, Genetika, Psikologi dan Gizi.

Melalui kursus ini, remaja kita bisa memilih pasangan yang berorientasi untuk melahirkan anak yang cerdas dan berkarakter.

“Jadi calon suami isteri bisa melakukan perencanaan yang matang untuk melahirkan dan mendidik anaknya mulai dari kandungan”, ujar Martua Situmorang sembari mewawancarai Bunda PAUD Kecamatan Siatas Barita Ny Agnes Eliyanto Simorangkir yang juga ber- paras cantik. (POL/BIN)

Berikan Komentar:
Exit mobile version