Padangsidimpuan, POL | Pembeli (pelanggan) adalah raja, kata pepatah yang bagi GRAPARI Telkomsel Padangsidimpuan, mungkin sudah dianggap usang. Pasalnya, usaha bidang telekomunikasi tersebut sering buat kecewa warga setempat.
Kejadian yang dialami salah seorang pelanggan yang sudah hari ketiga ini nomor phonselnya tidak dapat aktifkan paket nelpon hariannya datang ke Graparii Jalan SM. Raja kelurahan Sitamiang, Padangsidimpuan itu, Kamis (11/02/2021) meminta petugas untuk memperbaikinya, tanpa mengechek di mana kejanggalan pada nomor atau phonselnya petugas loket 01 langsung menyatakan, anda sudah tidak dapat promo paket itu lagi.
Sebelumnya warga Padangsidimpuan tersebut sudah beberapa tahun selalu mengaktifkan paket nelpon harian yang tergolong terjangkau masyarakat meskipun dalam suasana Pandemi Covid 19 sekarang ini. Tetapi petugas Grapari itu menutup kesempatan tanpa mengecek phonsel pelanggan bersangkutan.
“Yang bisa dilakukan untuk nomor phonsel anda itu hanya paket nelpon harian bertarif Rp 3.000-an, kalau anda tidak mau ya sudah, ini saya kembalikan hp dan KTP anda,” kata petugas loket yang berjenis kelamin perempuan tersebut.
Dari cara melayani pelanggan yang dilakukan petugas perusahaan seperti ini terlihat menimbulkan kesan bagi para pelanggan bahwa perusahaan Telkomsel di Padangsidimpuan sudah tidak membutuhkan adanya lagi pertambahan pelanggan. Sepertinya Telkomsel di Padangsidimpuan terkesan angkuh dan sombong terhadap pelanggan.
Sejumlah pelanggan juga mengeluhkan tingkah petugas Grapari Telkomsel yang selalu mengutamakan dan mengedepankan untung materi belaka tanpa mau menunjukkan pelayanan yang berkualitas serta berintegritas sebagaimana layak yang diinginkan semua pelanggan.
“Macam dan berbagai cara yang dilakukan petugas loket pelayanan Grapari Telkomsel Padangsidimpuan agar pelanggan meninggalkan sejumlah uang di loket pelayanan. Seperti harus membeli paket dan atau mengganti paket tanpa mau memperbaiki nomor phonsel pelanggan yang bermasalah,” kata seorang pelanggan mengaku bernama Asnih.
Dikatakan, dengan cara apapun dilakukannya, petugas terus seperti memaksa Asnih membayar tanpa diketahui secara pasti bayaran itu untuk apa. Kalau untuk bayar pulsa, tidak perlu di Grapari, di luar pun mudah dapatkan pulsa, kata pelanggan yang juga sang cewek tersebut. (POL/NP.04)