• Redaksi
  • Hubungi Kami
Jumat, 24 Oktober 2025
perjuanganonline.com
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto
No Result
View All Result
perjuanganonline.com
No Result
View All Result
Home Nasional

Ekspor Benur, Edhy Prabowo Dianggap ATM Gerindra

Editor: Editor
Rabu, 8 Juli 2020
Kanal: Nasional

Editor:Editor

Rabu, 8 Juli 2020
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

Jakarta, POL | Kebijakan ekspor benih lobster Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo merupakan cermin politisi di pemerintahan yang menjadi tulang punggung partainya. Ini disampaikan pengamat politik Ujang Komarudin menanggapi sejumlah perusahaan eksportir benur yang memiliki kaitan dengan Gerindra, partainya Menteri Edhy.

“Menteri Edhy jelas titipan partainya, biasanya kader partai di kementerian menjadi tulang punggung partai, kalau dalam tanda petik mohon maaf: ATM bagi partainya,” kata pengamat politik dari Unviersitas Al Azhar Jakarta ini kepada Tagar, Rabu, 8 Juli 2020. Dalam Partai Gerindra, Edhy kini dipercaya menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Pembangunan, Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Energi.

Dengan menguntungkan pihak tertentu, Ujang menilai ada dugaan kuat korupsi dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ia merujuk salah satunya pada Undang-Undang Tipikor Nomor 20 Tahun 2001 Pasal 12 yang menyebut penyelenggara negara bermaksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum.

Dari temuan majalah Tempo edisi 4 Juli 2020, dari 30 perusahaan yang ditetapkan KKP sebagai calon eksportir benur, di antaranya memiliki ikatan dengan pengurus partai. Kebanyakan dari Partai Gerindra.

Dalam PT Agro Industri Nasional (Agrinas), misalnya, ada Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono dan Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Sudaryono. Kedua politisi ini duduk sebagai komisaris di Agrinas.

Ada juga PT Bima Sakti Mutiara yang menempatkan Hashim Sujono Djojohadikusumo di kursi komisarisnya. Ia adalah adik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Sementara direktur utamanya Rahayu Saraswati Djojohadikusuo merupakan anak Hashim dan calon anggota dewan 2019-2024 dari Gerindra.

Sebelum Edhy memimpin KKP, pendahulunya Susi Pudjiastuti membatasi penangkapan lobster dan melarang perdagangan benur. Bagi mantan Menteri Keluatan dan Perikanan ini, benur merupakan wujud kedaulatan atas keberagaman sumber daya hayati Indonesia.

Namun pada masa Edhy, kran ekspor itu dibuka yang kemudian mengundang polemik di tengah masyarakat. Kepada Tempo, Menteri Edhy berdalih para calon eksportir itu telah melewati proses sesuai aturan berlaku.

Tapi menurut Ujang, pelaku korupsi kebijakan biasanya memang mengklaim telah melalui aturan. “Di mana-mana juga begitu, diakal-akalin dengan ketentuan berlaku,” ujar Ujang. (POL/TGR)

 

Berikan Komentar:
Print Friendly, PDF & Email
Tags: Dianggap ATM GerindraEdhy PrabowoEkspor Benur
Berita sebelumnya

Petugas KPU Positif Covid, Samosir Batal Buka Sekolah

Berita selanjutnya

Ketua DPRD Dairi Kecewa Bupati dan Wakil Tak Harmonis

TERBARU

Pemprov Sumut Perluas Program Desa Antikorupsi

Jumat, 24 Oktober 2025

Pemprov Sumut Tata Ulang Struktur OPD, Tingkatkan Efektivitas Pemerintahan

Kamis, 23 Oktober 2025

Irup Hari Santri Nasional Tahun 2025, Bupati Labuhanbatu Bacakan Amanat Menteri Agama

Kamis, 23 Oktober 2025
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Sitemap
  • Pedoman Cyber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Tentang Kami

© Copyright 2020 PERJUANGANONLINE.COM - Mengedepankan Amanah Rakyat All Right Reserverd

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Kota
  • Hukum&Kriminal
  • Daerah
  • Internasional
  • Kasak-kusuk
  • Olahraga
  • Otomatif
  • Ragam
    • Advertorial
  • Video
  • Foto

© Copyright 2020 PERJUANGANONLINE.COM - Mengedepankan Amanah Rakyat All Right Reserverd