Tapanuli Selatan, POL | Merasa sudah terlalu lama termarginal, terisolir, terbelakang dan tertinggal di hampir semua sendi dan aspek kehidupan seperti layaknya sebagian besar warga provinsi Sumatera Utara atau Sumut lainnya, warga Luat Doloksordang atau biasa disebut dengan Luat Harangan, kecamatan Sipirok kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) minta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat tunaikan janjinya.
“Kami sudah terlalu lama termarginal, terisolir, terbelakang dan tertinggal di dan dari hampir seluruh sendi kehidupan yang layak di Sumut. Pemukimannya terdiri dari enam desa, yakni Dloksordang Julu, Pangaribuan, Panaungan, Pargarutan, Barnangkoling dan Doloksordang) dan 12 dusun, terdiri Janjilobi, Hasahatan, Liang, Sialang, Pangaribuan, Gadu, Salese, Panaungan, Sihaborgoan, Tapus, Sabungan dan Ampolu hidup jauh dari layak seperti sebahagian besar warga Sumut lainnya,” kata para tokoh masyarakat Luat Harangan melalui postingan di aplikasi WhatsApp Group (WAG) mereka bergabung dan disampaikan kepada POL, Selasa (09/02/2021) pagi.
Wilayah tersebut dihuni penduduk tidak kurang dari 3.300 jiwa, luas wilayahnya mencapai 12.300 hektare atau 27 persen dari luas seluruh kecamatan Sipirok, panjang jaringan jalan kabupaten mencapai 72 kilometer tetapi yang diaspal baru lima 5 kilometer. Khusus terkait jalan yang merupakan urat-nadi perekonomian masyarakat, sudah sering mengusulkan melalui surat kepada Bupati Tapsel, tetapi selalu dianggap angin lalu, tidak ada respon.
Sejumlah tokoh masyarakat Luat Harangan, baik yang ada di Luat Harangan sendiri maupun yang tinggal dan menetap di Sipirok dan kota Padangsidimpuan bersama seluruh kepala desa mendampingi Ketua DPRD Tapsel, Husin Sogot Simatupang berkeliling Luat Harangan untuk study kelayakan pembangunan jalan kabupaten menjelang akhir tahun 2019 yang lalu.
Saat itu kondisi jalannya sangat parah sampai-sampai tidak dapat dilalui karena bertepatan pula musim hujan. Ketua DPRD, Husin Sogot Simatupang pada waktu itu menjanjikan kepada masyarakat setempat untuk melakukan perbaikan (membangun) jalan secara jumping atau dengan cara mendahulukan badan jalan yang terparah agar lalulintas dan pengangkutan barang bisa berjalan lancar.
“Namun, hingga saat ini, kami masih tetap seperti zaman dahulu kala, anak sekolah harus jalan kaki berjam-jam lamanya setiap hari, harga beli bahan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat seperti beras, minyak goreng, sabun gula, ikan dan sejumlah jenis kebutuhan lainnya sangat mahal, tetapi harga jual bahan hasil bumi masyarakat terdiri getah-karet, coklat, kulit manis, kopi dan jenis-jenis komoditi pertanian lainnya sangat merugikan masyarakat. Mana janji Ketua DPRD itu, tidak ada, tolong tunaikan janji,” kata mereka.
Warga Doloksordang dan sekitarnya atau Luat Harangan merasa kehidupan mereka tanpa ada kehadiran pemerintahan baik camat, terlebih-lebih Bupati Tapsel selaku kepala daerah. Derita yang ditanggung warga Luat Harangan sungguh sangat menyakitkan, tetapi tidak tahu ke mana lagi tujuan pengaduan nasib masyarakat yang kini menjadi korban abai pemerintah Tapsel tersebut.
Ketua Komunitas Rakyat Wilayah Doloksordang dan sekitarnya (KORIDOR), H. Asman Hutasuhut, MM yang dikonfirmasi Selasa (09/02/2021) siang membenarkan adanya keluhan masyarakat di Doloksordang dan sekitarnya atau dikenal juga dengan sebutan Luat Harangan sejak beberapa tahun terakhir ini.
“Bahkan kita diikutkan bersama tokoh masyarakat dan seluruh kepala desa mendampingi Ketua DPRD Tapsel, Husin Sogot Simatupang berkeliling Luat Harangan untuk study kelayakan pembangunan jalan kabupaten menjelang akhir tahun 2019 yang lalu itu serta mendengar langsung ungkapan janji Ketua DPRD, Husin Sogot Simatupang selesai berkeliling waktu itu,” kata Asman Hutasuhut.
Namun Camat Kecamatan Sipirok, Sardin Hasibuan yang dikonfirmasi via aplikasi WhatsApp (WA), pada Selasa (09/02/2021) petang, tepatnya pukul 15.30 WIB, hingga berita ini dikirim ke redaksi POL, tidak juga mengirim konfirmasinya. (POL/NP.04)